Ketika menjalankan kampanye marketing online dibutuhkan sebuah parameter yang jelas untuk mengukur keberhasilan kampanye tersebut. Anda tidak bisa menentukan sebuah kampanye marketing online berhasil atau tidak hanya berdasarkan intuisi atau pendapat pribadi. Salah satu parameter yang dapat digunakan untuk menghitung keberhasilan kampanye marketing online Anda adalah conversion rate.
Sebelum membahas conversion rate, ada baiknya untuk memahami definisi conversion terlebih dahulu. Conversion adalah situasi di mana pengunjung website melakukan tindakan yang menguntungkan bisnis. Tindakan tersebut bisa bermacam-macam, dari menjadi subscriber, mendaftar sebagai anggota, mengunduh ebook, sampai membeli produk.
Anda bisa menghitung conversion rate dengan membagi jumlah conversion yang terjadi di satu halaman website terhadap total pengunjung halaman website tersebut. Kemudian hasil pembagian tersebut dikalikan 100.
Misalnya, Anda mengelola sebuah toko online barang elektronik dan di halaman produk “Laptop” terjadi pembelian sebanyak 20 kali. Sedangkan jumlah total pengunjung halaman produk tersebut adalah 1000 pengunjung. Anda bisa menghitungnya dengan membagi 20 terhadap 1000 lalu kalikan 100. Hasilnya adalah 2 persen. Artinya conversion rate untuk halaman tersebut adalah 2 persen.
Sayangnya jawabannya adalah tidak cukup. Trafik dan jumlah share di media sosial tidak cukup untuk dijadikan parameter keberhasilan kampanye marketing online Anda.
Misalnya, Toko A mendapatkan trafik super tinggi 100.000 pengunjung per bulan dan hanya ada 5 orang yang membeli produk di Toko A. Di sisi lain, Toko B hanya mendapatkan trafik 10.000 pengunjung per bulan, tapi jumlah pembelinya mencapai 500 orang per bulan.
Mana yang lebih menguntungkan? Tentu situasi Toko B lebih menguntungkan dibanding Toko A karena jumlah pembelinya lebih banyak dibanding Toko A.
Lalu, apakah Anda tidak perlu ambisius mengejar trafik lagi? Bukan begitu. Anda tetap harus mengejar trafik yang tinggi, tapi di saat yang sama Anda juga harus menyiapkan strategi bagaimana mengubah trafik tinggi tersebut menjadi leads atau pelanggan Anda.
Berapa Angka Conversion Rate yang Ideal?
Pertanyaan selanjutnya adalah pada angka berapa conversion rate dapat dikatakan sebagai pencapaian baik? Di angka berapa Anda harus menargetkan conversion rate di bisnis online yang Anda kelola?
Berdasarkan riset WordStream, rata-rata conversion rate di semua jenis industri adalah 2,35 persen. Sebanyak 25 persen pelaku bisnis online bisa mencapai conversion rate di angka 5,31 persen. Bahkan 10 persen lainnya bisa memperoleh angka conversion rate yang mengagumkan, yaitu 11,45 persen.
Angka berapa yang harus Anda targetkan? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Anda perlu melakukan perhitungan terlebih dahulu terhadap pencapaian conversion rate Anda sebelumnya.
Apabila conversion rate Anda sebelumnya baru mencapai 0,3 persen atau 0,5 persen, target 2,35 persen adalah angka yang masuk akal. Namun, jika ternyata conversion rate Anda sebelumnya sudah mencapai sekitar 2 persen, Anda bisa menargetkan angka yang lebih tinggi lagi.
Menurut uji coba HubSpot, 93 persen leads-nya berasal dari CTA dalam bentuk teks. Sedangkan CTA dalam bentuk banner di akhir artikel blog hanya menyumbang 6 persen leads. Meskipun terlihat sederhana, CTA dalam bentuk teks ternyata sudah terbukti efektivitasnya.
Anda juga bisa dengan mudah membuat CTA dalam artikel blog Anda. Masukkan CTA mengikuti alur artikel yang Anda tulis. Contohnya, di artikel Cara Membuat Website, kami meletakkan CTA dalam bentuk teks seperti di bawah ini:
Taktik lainnya yang bisa Anda gunakan untuk meningkatkan conversion rate adalah menggunakan pop up. Anda bisa mengatur untuk menampilkan pop up di halaman website yang potensial menghasilkan tingkat conversion tinggi.
Gunakan plugin seperti OptinMonster untuk membuat pop up yang menarik. Anda bisa memilih berbagai jenis pop up untuk halaman website yang berbeda. Sebaiknya lakukan uji coba menggunakan dua jenis pop up di satu halaman untuk melihat pop up mana yang lebih menghasilkan conversion.
Landing page adalah halaman website yang sengaja didesain untuk meningkatkan conversion rate bagi bisnis. Link di landing page lebih sedikit dibanding homepage yang didesain agar pengunjung membuat keputusan pembelian, sign up, atau subscribe newsletter.
Dalam membuat landing page, Anda perlu membuat dua versi dan menguji keduanya. Kemudian lihat versi mana yang lebih menghasilkan conversion. Belum berpengalaman membuat landing page? Tidak perlu khawatir. Anda bisa mengikuti panduannya di artikel cara membuat landing page.
Mereka ingin diyakinkan bahwa keputusan pembelian yang mereka lakukan adalah keputusan terbaik. Di sini lah customer service atau tim sales bekerja. Anda harus memudahkan pengunjung website untuk menghubungi customer service Anda.
Anda bisa menerapkannya dengan menampilkan ikon chat bantuan di semua halaman website Anda. Sebagai contoh, di Niagahoster, Anda dapat dengan mudah menemukan chat bantuan di pojok kanan bawah setiap halaman website. Selain itu, di bagian header dan footer halaman website juga tersedia nomor telepon dan ikon chat yang memudahkan pengunjung website untuk menghubungi customer service.
Berikut adalah contoh promosi melalui chat bantuan di blog HubSpot:
Jika Anda sudah menerapkan strategi content marketing di blog lebih dari satu tahun, kemungkinan besar ada beberapa artikel yang lebih berpotensi menghasilkan conversion dibanding artikel blog lainnya.
Anda tidak perlu menampilkan pop up di semua artikel blog, cukup di artikel-artikel yang berpotensi menghasilkan conversion. Bagaimana menentukan artikel yang akan digunakan untuk meningkatkan conversion rate?
Lakukan pemilahan artikel. Identifikasi artikel yang mendatangkan trafik tinggi, tapi performa conversion rate-nya belum memuaskan. Bisa jadi artikel-artikel yang Anda tulis setahun lalu mendatangkan trafik tinggi, tapi belum menghasilkan conversion. Anda bisa mengecek performa per artikel blog Anda melalui Google Analytics.
Selain mengoptimasi artikel blog yang mendatangkan trafik tinggi, tapi belum menghasilkan conversion, Anda juga perlu mengoptimasi artikel-artikel yang sudah menghasilkan conversion tinggi. Pastikan untuk update konten di artikel-artikel yang sudah menghasilkan conversion tinggi agar selalu relevan untuk pengunjung.
Sebesar apa pun usaha yang Anda kerahkan untuk meningkatkan conversion rate, realitanya adalah lebih banyak pengunjung yang meninggalkan website tanpa melakukan tindakan apa pun yang Anda inginkan.
Apalagi mengingat rata-rata ideal conversion rate hanya berkisar di angka 2 persen. Artinya dari 100 pengunjung yang datang, kemungkinan hanya dua orang yang melakukan conversion. Namun, bukan berarti Anda harus menyerah pada keadaan.
Selain enam langkah optimasi di atas, masih ada satu cara lagi yang layak Anda coba untuk meningkatkan conversion rate. Cara tersebut adalah remarketing. Remarketing memungkinkan Anda untuk menampilkan iklan langsung kepada orang-orang yang telah mengunjungi website Anda.
Ketika pengunjung meninggalkan website Anda, baik membeli produk Anda atau tidak, mereka akan mulai melihat iklan-iklan bisnis Anda di website, media sosial, atau aplikasi yang mereka buka setelahnya. Tujuan utama dari remarketing adalah untuk mempertahankan buying intent atau keinginan membeli dari para calon pelanggan potensial maupun yang sudah menjadi pelanggan.
Remarketing akan secara otomatis dijalankan ketika Anda memasang iklan di Google Ads, Facebook Ads, atau Instagram Ads.
Conversion rate yang tinggi pun tidak didapatkan dengan mudah. Anda harus melakukan berbagai langkah optimasi untuk memperoleh target conversion rate yang memuaskan. Meningkatkan conversion rate memang tidak mudah, tetapi bukan berarti mustahil. Dengan tujuh langkah optimasi di atas, saya harap Anda bisa meningkatkan conversion rate bisnis Anda secara konsisten. Selamat mencoba
Sebelum membahas conversion rate, ada baiknya untuk memahami definisi conversion terlebih dahulu. Conversion adalah situasi di mana pengunjung website melakukan tindakan yang menguntungkan bisnis. Tindakan tersebut bisa bermacam-macam, dari menjadi subscriber, mendaftar sebagai anggota, mengunduh ebook, sampai membeli produk.
Apa Itu Conversion Rate?
Setelah paham apa itu conversion kini saatnya untuk memahami istilah conversion rate. Conversion rate adalah persentase pengunjung website yang melakukan tindakan yang menguntungkan pemilik bisnis dari total pengunjung website.Anda bisa menghitung conversion rate dengan membagi jumlah conversion yang terjadi di satu halaman website terhadap total pengunjung halaman website tersebut. Kemudian hasil pembagian tersebut dikalikan 100.
Misalnya, Anda mengelola sebuah toko online barang elektronik dan di halaman produk “Laptop” terjadi pembelian sebanyak 20 kali. Sedangkan jumlah total pengunjung halaman produk tersebut adalah 1000 pengunjung. Anda bisa menghitungnya dengan membagi 20 terhadap 1000 lalu kalikan 100. Hasilnya adalah 2 persen. Artinya conversion rate untuk halaman tersebut adalah 2 persen.
Mengapa Conversion Rate Penting?
Mungkin ada yang bertanya-tanya mengapa perlu susah-susah menghitung conversion rate. Apakah trafik dan jumlah share di media sosial belum cukup untuk mengukur keberhasilan kampanye marketing online?Sayangnya jawabannya adalah tidak cukup. Trafik dan jumlah share di media sosial tidak cukup untuk dijadikan parameter keberhasilan kampanye marketing online Anda.
Misalnya, Toko A mendapatkan trafik super tinggi 100.000 pengunjung per bulan dan hanya ada 5 orang yang membeli produk di Toko A. Di sisi lain, Toko B hanya mendapatkan trafik 10.000 pengunjung per bulan, tapi jumlah pembelinya mencapai 500 orang per bulan.
Mana yang lebih menguntungkan? Tentu situasi Toko B lebih menguntungkan dibanding Toko A karena jumlah pembelinya lebih banyak dibanding Toko A.
Lalu, apakah Anda tidak perlu ambisius mengejar trafik lagi? Bukan begitu. Anda tetap harus mengejar trafik yang tinggi, tapi di saat yang sama Anda juga harus menyiapkan strategi bagaimana mengubah trafik tinggi tersebut menjadi leads atau pelanggan Anda.
Berapa Angka Conversion Rate yang Ideal?
Pertanyaan selanjutnya adalah pada angka berapa conversion rate dapat dikatakan sebagai pencapaian baik? Di angka berapa Anda harus menargetkan conversion rate di bisnis online yang Anda kelola?
Berdasarkan riset WordStream, rata-rata conversion rate di semua jenis industri adalah 2,35 persen. Sebanyak 25 persen pelaku bisnis online bisa mencapai conversion rate di angka 5,31 persen. Bahkan 10 persen lainnya bisa memperoleh angka conversion rate yang mengagumkan, yaitu 11,45 persen.
Angka berapa yang harus Anda targetkan? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Anda perlu melakukan perhitungan terlebih dahulu terhadap pencapaian conversion rate Anda sebelumnya.
Apabila conversion rate Anda sebelumnya baru mencapai 0,3 persen atau 0,5 persen, target 2,35 persen adalah angka yang masuk akal. Namun, jika ternyata conversion rate Anda sebelumnya sudah mencapai sekitar 2 persen, Anda bisa menargetkan angka yang lebih tinggi lagi.
7 Cara Meningkatkan Conversion Rate (Conversion Rate Optimization)
Untuk mencapai target conversion rate yang sudah Anda tetapkan, tentu ada banyak langkah yang harus Anda lakukan untuk mencapai target tersebut. Langkah-langkah untuk meningkatkan conversion rate disebut sebagai Conversion Rate Optimization (CRO).1. Buat CTA Berbentuk Teks di Blog
Anda bisa membuat Call-To-Action (CTA) dalam berbagai bentuk, teks, gambar, atau tombol. CTA berbentuk teks di artikel blog memang terlihat sederhana, tetapi menghasilkan conversion rate yang cukup tinggi.Menurut uji coba HubSpot, 93 persen leads-nya berasal dari CTA dalam bentuk teks. Sedangkan CTA dalam bentuk banner di akhir artikel blog hanya menyumbang 6 persen leads. Meskipun terlihat sederhana, CTA dalam bentuk teks ternyata sudah terbukti efektivitasnya.
Anda juga bisa dengan mudah membuat CTA dalam artikel blog Anda. Masukkan CTA mengikuti alur artikel yang Anda tulis. Contohnya, di artikel Cara Membuat Website, kami meletakkan CTA dalam bentuk teks seperti di bawah ini:
2. Manfaatkan Pop Up
Taktik lainnya yang bisa Anda gunakan untuk meningkatkan conversion rate adalah menggunakan pop up. Anda bisa mengatur untuk menampilkan pop up di halaman website yang potensial menghasilkan tingkat conversion tinggi.
Gunakan plugin seperti OptinMonster untuk membuat pop up yang menarik. Anda bisa memilih berbagai jenis pop up untuk halaman website yang berbeda. Sebaiknya lakukan uji coba menggunakan dua jenis pop up di satu halaman untuk melihat pop up mana yang lebih menghasilkan conversion.
3. Lakukan Uji Coba Landing Page
Jika di langkah sebelumnya Anda melakukan uji coba untuk pop up, di langkah ini yang Anda lakukan adalah uji coba untuk landing page. Landing page merupakan salah satu elemen krusial yang menentukan tinggi tidaknya conversion rate yang akan Anda dapatkan.Landing page adalah halaman website yang sengaja didesain untuk meningkatkan conversion rate bagi bisnis. Link di landing page lebih sedikit dibanding homepage yang didesain agar pengunjung membuat keputusan pembelian, sign up, atau subscribe newsletter.
Dalam membuat landing page, Anda perlu membuat dua versi dan menguji keduanya. Kemudian lihat versi mana yang lebih menghasilkan conversion. Belum berpengalaman membuat landing page? Tidak perlu khawatir. Anda bisa mengikuti panduannya di artikel cara membuat landing page.
4. Permudah Pengunjung untuk Menghubungi Customer Service
Meskipun semua informasi, dari harga, spesifikasi, sampai syarat dan ketentuan sudah ada di halaman website, terkadang pengunjung website masih perlu bertanya kepada customer service sebelum melakukan pembelian.Mereka ingin diyakinkan bahwa keputusan pembelian yang mereka lakukan adalah keputusan terbaik. Di sini lah customer service atau tim sales bekerja. Anda harus memudahkan pengunjung website untuk menghubungi customer service Anda.
Anda bisa menerapkannya dengan menampilkan ikon chat bantuan di semua halaman website Anda. Sebagai contoh, di Niagahoster, Anda dapat dengan mudah menemukan chat bantuan di pojok kanan bawah setiap halaman website. Selain itu, di bagian header dan footer halaman website juga tersedia nomor telepon dan ikon chat yang memudahkan pengunjung website untuk menghubungi customer service.
5. Promosi Melalui Chat Bantuan
Ketika sedang menjalankan promosi di website, Anda juga bisa menawarkan promosi tersebut melalui chat bantuan. Bisa jadi pengunjung website tidak menyadari kalau website Anda sedang menjalankan promosi yang menggiurkan. Manfaatkan chat bantuan untuk menyadarkan dan mengingatkan mereka agar tidak ketinggalan promosi menarik di website Anda.Berikut adalah contoh promosi melalui chat bantuan di blog HubSpot:
6. Optimasi Artikel Blog Potensial
Jika Anda sudah menerapkan strategi content marketing di blog lebih dari satu tahun, kemungkinan besar ada beberapa artikel yang lebih berpotensi menghasilkan conversion dibanding artikel blog lainnya.
Anda tidak perlu menampilkan pop up di semua artikel blog, cukup di artikel-artikel yang berpotensi menghasilkan conversion. Bagaimana menentukan artikel yang akan digunakan untuk meningkatkan conversion rate?
Lakukan pemilahan artikel. Identifikasi artikel yang mendatangkan trafik tinggi, tapi performa conversion rate-nya belum memuaskan. Bisa jadi artikel-artikel yang Anda tulis setahun lalu mendatangkan trafik tinggi, tapi belum menghasilkan conversion. Anda bisa mengecek performa per artikel blog Anda melalui Google Analytics.
Selain mengoptimasi artikel blog yang mendatangkan trafik tinggi, tapi belum menghasilkan conversion, Anda juga perlu mengoptimasi artikel-artikel yang sudah menghasilkan conversion tinggi. Pastikan untuk update konten di artikel-artikel yang sudah menghasilkan conversion tinggi agar selalu relevan untuk pengunjung.
7. Lakukan Remarketing
Sebesar apa pun usaha yang Anda kerahkan untuk meningkatkan conversion rate, realitanya adalah lebih banyak pengunjung yang meninggalkan website tanpa melakukan tindakan apa pun yang Anda inginkan.
Apalagi mengingat rata-rata ideal conversion rate hanya berkisar di angka 2 persen. Artinya dari 100 pengunjung yang datang, kemungkinan hanya dua orang yang melakukan conversion. Namun, bukan berarti Anda harus menyerah pada keadaan.
Selain enam langkah optimasi di atas, masih ada satu cara lagi yang layak Anda coba untuk meningkatkan conversion rate. Cara tersebut adalah remarketing. Remarketing memungkinkan Anda untuk menampilkan iklan langsung kepada orang-orang yang telah mengunjungi website Anda.
Ketika pengunjung meninggalkan website Anda, baik membeli produk Anda atau tidak, mereka akan mulai melihat iklan-iklan bisnis Anda di website, media sosial, atau aplikasi yang mereka buka setelahnya. Tujuan utama dari remarketing adalah untuk mempertahankan buying intent atau keinginan membeli dari para calon pelanggan potensial maupun yang sudah menjadi pelanggan.
Remarketing akan secara otomatis dijalankan ketika Anda memasang iklan di Google Ads, Facebook Ads, atau Instagram Ads.
Kesimpulan
Conversion rate menjadi salah satu parameter terpenting dalam menentukan keberhasilan kampanye marketing online. Semakin banyak orang yang melakukan conversion, semakin meningkat pula revenue yang akan didapatkan. Oleh karena itu, pemilik bisnis harus mampu mendorong orang-orang yang mengunjungi websitenya untuk melakukan conversion.Conversion rate yang tinggi pun tidak didapatkan dengan mudah. Anda harus melakukan berbagai langkah optimasi untuk memperoleh target conversion rate yang memuaskan. Meningkatkan conversion rate memang tidak mudah, tetapi bukan berarti mustahil. Dengan tujuh langkah optimasi di atas, saya harap Anda bisa meningkatkan conversion rate bisnis Anda secara konsisten. Selamat mencoba
Post A Comment:
0 comments: