Berita palsu alias berita hoax jadi momok bagi berbagai pihak. Pemerintah sampai dengan perusahaan teknologi raksasa seperti Facebook dan Google ikut kebagian pusing akibat banyaknya berita hoax yang beredar dan mudah menyebar di masyarakat.

Penyebaran informasi hoax yang dapat dilakukan dengan mudah melalui sosial media maupun layanan pesan instan ditengarai membuat distribusi kabar palsu semakin sulit ditekan.
“Secara pandangan, standar hoax itu masih sangat subjektif. Pandangan saya dengan teman saya belum tentu sama, itu yang kemudian membuat saringan informasi hoax itu masih sulit dilakukan,” kata Donny Koesmandarin, Territory Channel Manager Kaspersky Indonesia.

Hal senada diungkap Fetra Syahbana, Country Manager Indonesia F5 Networks saat ditemui Technologue.id di Jakarta. Menurut Fetra belum ada standar baku yang objektif terkait informasi hoax yang beredar secara umum di tengah masyarakat.


“Kesulitan buat kita untuk menyaring berita hoax memang belum ada standar baku apakah berita itu asli atau palsu. Berbeda dengan konten mengandung pornografi maupun kekerasan, kita bisa dengan mudah menentukan itu boleh atau tidak boleh disebar karena standarnya sudah tetap,” jelas Fetra.

Hal tersebut diklaim Kaspersky maupun F5 Network yang membuat para penyedia layanan keamanan belum bisa berbuat banyak untuk menyediakan produk yang mampu membendung membanjirnya berita palsu.
“Secara sistem masih belum bisa dibuat untuk menangkal informasi hoax karena kendala standar tersebut. Sementara ini, yang bisa dilakukan itu penerima informasinya yang dibuat lebih cerdas supaya bisa menyaring informasi palsu dan fakta secara manual,” tandas Fetra.
Axact

Axact

Vestibulum bibendum felis sit amet dolor auctor molestie. In dignissim eget nibh id dapibus. Fusce et suscipit orci. Aliquam sit amet urna lorem. Duis eu imperdiet nunc, non imperdiet libero.

Post A Comment:

0 comments: