Google. Aqua. Odol. Pampers. Pylox. Sepatu Keds. Chiki.
Bagi Anda, nama-nama di atas mungkin hanya sekedar merek. Akan tetapi, bagi sebagian orang, merek-merek di atas adalah nama. Sebentar… apakah Anda bingung?
Jadi begini. Beberapa orang lebih suka menyebut nama barang dengan sebuah merek. Misalnya, menyebut sepatu olahraga dengan Sepatu Keds. Padahal, merek sepatu itu Converse, Nike, atau Diadora.
Orang juga lebih suka menyebut kegiatan mencari informasi di internet sebagai Googling. Padahal, ada sekian banyak opsi mesin pencari. Contohnya saja, Bing, Wiki, atau Twitter.
Menyebutkan merek alih-alih nama benda adalah sebuah tanda dari brand awareness yang tinggi. Tapi kira-kira, bagaimana merek-merek di atas bisa memiliki brand awareness yang sangat kuat?
Artikel ini akan memaparkan 10 cara dan tips meningkatkan brand awareness untuk bisnis. Tapi sebelum bicara soal itu, kami akan memaparkan dulu apa sebenarnya brand awareness dan mengapa itu penting untuk diwujudkan.
Bagi pemilik bisnis, mewujudkan brand awareness merupakan hal penting. Bahkan, bisa dikatakan, hal tersebut adalah sebuah investasi jangka panjang. Di bagian artikel selanjutnya, kami akan menjabarkan mengapa menciptakan brand awareness penting untuk dilakukan.
Namun begitu, bukan berarti brand awareness tidak perlu ditingkatkan. Setidaknya ada empat alasan mengapa brand awareness akan menguntungkan Anda dalam jangka panjang.
Menciptakan Kepercayaan Pelanggan
Semakin sering sebuah brand dibicarakan, semakin familiar pula sebuah brand di benak konsumen. Jika hal terus menerus dilakukan, calon pelanggan akan semakin percaya pada kualitas brand. Pada akhirnya, pelanggan akan tergerak untuk membeli produk dari brand tersebut.
Ide tersebut dibuktikan oleh sebuah penelitian. Penelitian tersebut menyebutkan dua faktor yang membuat calon pelanggan akan membeli sebuah produk atau jasa. Pertama, seberapa familiar konsumen dengan nama brand. Kedua, kepercayaan pelanggan pada brand tersebut.
Bayangkan ketika Anda hendak membeli sebuah merek produk kopi susu. Satu produk sudah cukup terkenal dan banyak dikonsumsi teman-teman Anda. Sedangkan satu lagi, merupakan merek kopi susu yang belum lama rilis.
Jika Anda menawarkan untuk membeli kopi susu bersama-sama, kemungkinan besar mereka akan memilih merek yang sudah lama mereka kenal, kan? Begitu lah yang terjadi ketika Anda memiliki produk dengan tingkat brand awareness yang kuat.
Memudahkan Menjaring Konsumen Baru
Bagi seorang awam, memilih produk atau layanan cukup membingungkan. Ya, ada banyak iklan dan promosi untuk membantu calon pelanggan. Tapi, itu kurang ada artinya tanpa brand awareness. Karena biasanya, seorang calon konsumen tidak akan membeli produk yang belum pernah dipakai orang lain.
Maka dari itu, membangun reputasi dan impresi positif menjadi penting. Kedua hal ini bisa diwujudkan dalam bentuk testimoni dan review pelanggan, iklan-iklan yang menarik, dan kehadiran di berbagai lini media sosial.
Prinsipnya, semakin banyak orang yang tahu tentang sebuah brand, semakin besar brand tersebut bisa menjaring konsumen-konsumen baru.
Allie Decker menyebutkan empat hal yang ikut terpengaruh ketika brand equity sebuah brand meningkat. Pertama, harga produk bisa meningkat. Hal ini terjadi seiring dengan nilai brand dan kesan eksklusif yang meningkat.
Kedua, semakin banyaknya produk dan jasa yang ditawarkan. Ketiga, harga saham yang meningkat. Keempat, dampak sosial juga ikut meluas.
Dengan kata lain, brand awareness adalah jawaban dari tantangan marketing business to consumer (B2C) model. Di mana pelanggan cenderung berpindah dari satu produk ke produk lainnya karena banyaknya pilihan.
Secara spesifik, ada lima faktor brand awareness yang membantu mendorong loyalitas pelanggan. Pertama, anggapan produk bisa diandalkan. Produk atau jasa bisa memberikan performa serta kualitas sesuai ekspektasi pelanggan.
Kedua, produk dianggap memiliki kualitas baik. Definisi kualitas yang baik ini bisa menyangkut apa saja. Terkadang, kualitas baik berarti produk tersebut lebih baik dibandingkan produk sejenis lainnya. Akan tetapi, bisa juga produk yang dimaksud melakukan satu-satunya terobosan di bidangnya.
Ketiga adalah soal media sosial. Keberadaan produk di berbagai media sosial ikut membantu calon pelanggan merasa familiar dengan suatu merek. Apalagi jika konten-konten yang ada di channel tersebut berhasil mengajak audiensnya berkomentar dan berpartisipasi.
Keempat, yaitu kemampuan brand membuat pelanggannya senang. Lalu, kelima adalah kemampuan brand membuat pelanggannya terinspirasi atau meraa tergerak dengan visi yang dimiliki brand.
Model promosi ini kerap dipakai perusahaan software seperti Trello, Github, OneDrive, Evernote, Hootsuite, hingga Spotify. Jika Anda memiliki model bisnis yang serupa, ada baiknya menggunakan format freemium untuk mempromosikan bisnis.
Di satu sisi, pengguna bisa menikmati layanan secara gratis. Anda pun, sebagai pemilik bisnis, bisa mendapatkan pemasukan dari iklan. Di sisi lain, jika pengguna melakukan upgrade ke layanan premium, Anda tetap mendapatkan pemasukan. Dengan kata lain, format ini semacam simbiosis mutualisme atau sama-sama menguntungkan.
Selain itu, partnering merupakan strategi apik untuk menghindarkan pelanggan dari rasa jenuh. Terutama jika bisnis Anda sudah memiliki produk dan karakter branding yang ajeg. Dengan menggandeng brand lain, Anda bisa bereksperimen untuk membuat dan memasarkan produk limited edition.
Uniqlo adalah salah satu brand yang cukup sering melakukan strategi ini. Setiap musimnya, Uniqlo merilis desain t-shirt baru yang terinspirasi dari serial kartun, seniman, atau desainer kenamaan. Karakter dari Uniqlo T-shirt (UT) ini cukup berbeda dari karakter Uniqlo yang simpel dan bersih. Maka dari itu, konsumen didorong untuk segera membeli dan mengoleksi “barang langka” ini.
Namun, ada sedikit perbedaan antara referral programs dengan promosi konvensional pada umumnya. Promosi mulut ke mulut biasanya tak melibatkan insentif bagi pihak yang mempromosikan produk.
Di lain sisi, referral memberikan insentif ketika pengguna berhasil mengajak orang lain menggunakan produk tersebut. Jadi, bisa dibilang program referral ini melengkapi dan memaksimalkan keberhasilan promosi mulut ke mulut.
Salah satu contoh sukses dari referral programs adalah Dropbox. Di awal kemunculannya, Dropbox menawarkan tambahan memori 500 MB untuk setiap pengguna baru yang berhasil diajak. Insentif ini berlaku hingga referral ke-32 atau sampai dengan 16 GB. Dengan strategi ini, Dropbox berhasil mencapai satu juta pengguna hanya dalam waktu 10 bulan.
Ketika dieksplor lebih jauh, tampilan visual macam infografik tak hanya sekedar disukai. Ia juga memiliki dampak positif bagi pemiliknya. Sebuah website yang menampilkan infografik bisa mendatangkan tambahan pengunjung hingga 12 persen. Selain itu, BuzzSumo menyebutkan bahwa artikel dengan tambahan ilustrasi setiap 75-100 katanya, dibagikan hingga dua kali lipat di media sosial.
Contoh kasus brand awareness yang cukup menarik adalah KISSmetrics. Dengan membuat 47 buah infografik, jasa web analytics buatan Neil Patel ini berhasil mendapatkan lebih dari 2,5 juta pengunjung dan 40 ribuan backlink. Berkat infografis, blog KISSmetrics mampu meningkatkan pembaca hingga 350 ribuan per bulannya dalam waktu 24 bulan.
Lalu, bagaimana best practice agar review pelanggan bisa mempengaruhi brand awareness?
Untuk bisnis online yang memiliki web sendiri, Anda bisa mengintegrasikan review pelanggan dalam loyalty program atau keuntungan member. Pelanggan tidak hanya mendapatkan poin ketika berbelanja produk, melainkan juga mendapat poin tambahan ketika mereview produk yang dibeli.
Cara seperti ini mengajak pelanggan untuk memberikan input pada Anda. Selain itu, melibatkan review pelanggan dalam loyalty program merupakan cara yang lebih halus daripada “memaksa” pelanggan terus berbelanja untuk mendapatkan keuntungan.
Nyatanya, perusahaan yang mempublikasi lebih dari 16 blog post per bulan bisa memperoleh trafik 3,5 dan lead 4,5 kali lebih banyak dibandingkan perusahaan yang hanya mempublikasikan nol sampai empat post per bulan.
Statistik di atas cukup jelas menunjukkan hubungan konten dengan brand awareness sebuah bisnis. Makanya, sangat disayangkan jika Anda belum menggabungkan konten ke dalam strategi marketing.
Selain dilihat sebagai sumber trafik, konten juga perlu dilihat sebagai sisi lain sebuah brand. Melalui konten Anda bisa mengubah image brand yang kaku menjadi lebih manusiawi. Entah itu dengan berbagi cerita, melucu, atau memberikan tips seperti halnya teman. Cara ini tentunya membuat Anda lebih dekat dengan pelanggan.
Pun, Anda tak perlu terpaku dengan bentuk konten berupa artikel. Ada begitu banyak bentuk konten yang bisa dieksplor dan dibagikan ke pelanggan. Misalnya, ebook, podcast, video, dan lain sebagainya.
Namun, hal terpenting sebetulnya perlu dilakukan pada saat kontes tersebut selesai. Sebagai pemilik bisnis, Anda juga perlu mendesain strategi lanjutan dengan memanfaatkan mention, reach, dan engagement dari kontes yang dilakukan. Misalnya, Anda bisa memberikan kupon, promo, dan benefit khusus pada peserta kontes yang telah berpartisipasi.
Hal tersebut penting dilakukan karena para peserta kontes adalah calon pelanggan yang sangat potensial. Mereka setidaknya sudah memahami bisnis yang Anda jalankan. Kemungkinan besar pun mereka memiliki ketertarikan untuk menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan.
Mereka hanya membutuhkan satu dorongan agar beralih menjadi pelanggan. Maka, kupon, promo, dan benefit itulah yang mendorong mereka menjadi pelanggan baru Anda.
Dibandingkan berbagai bentuk konten lainnya, Podcast justru memiliki begitu banyak kelebihan. Konten berbentuk audio ini bisa menunjukkan sisi lebih ramah dari sebuah brand. Ujungnya, sebuah brand bisa lebih dekat dengan calon pelanggannya.
Dari sisi teknis, podcast membantu sebuah bisnis tampak lebih relevan di mata Google. Durasi podcast yang panjang membuat bounce rate halaman semakin rendah. Bagi Google ini berarti halaman web tersebut diminati dan membantu pengguna. Hasilnya, bisnis Anda bisa menempati ranking teratas pencarian.
Jika membuat podcast dirasa memberatkan, tentu ada cara lain yang bisa dilakukan. Anda bisa bekerja sama dengan podcaster dan meminta ia untuk menyebutkan produk atau bisnis Anda. Dengan begitu, Anda tak perlu memulai segalanya dari awal sendirian.
Cara marketing ini akan sangat efektif dipakai ketika Anda baru merilis sebuah produk. Dengan kepopuleran dan jangkauan luas influencers, brand awareness sebuah bisnis bisa terangkat dengan seketika.
Namun, ada beberapa hal yang perlu dipastikan sebelum menjalankan influencer marketing. Anda perlu membuat konten yang cukup banyak sebelum mempromosikan brand ke influencer. Selain itu, branding Anda secara internal juga perlu diperkuat. Branding yang dimaksud bisa dalam bentuk kehadiran di media sosial, logo, dan penyampaian nilai brand yang konsisten.
Dengan memastikan hal-hal itu, strategi influencer marketing bisa berjalan lebih efektif. Jumlah reach dan engagement yang tinggi tidak akan sia-sia. Lebih spesifik lagi, Anda bisa lebih mudah mengubah target pasar potensial menjadi konsumen.
Padahal, memberikan sponsor ke sebuah event bisa jadi langkah strategis menaikkan brand awareness. Apalagi kalau cara ini diterapkan pada momen, jenis acara, dan target calon pelanggan yang tepat.
Anggap saja cara ini sebagai gabungan strategi online dan offline. Anda bisa saja memberi kupon atau promo online, tapi itu tak cukup engaging bagi calon pelanggan. Mereka bisa saja teralihkan atau malah melirik promo dari kompetitor bisnis Anda.
Dengan sponsorship, Anda membawa upaya promosi itu langsung ke hadapan calon pelanggan. Kompetitor lain tak bisa mengalihkan perhatian calon konsumen. Pun, ada semacam deadline promo yang membuat calon konsumen ingin cepat-cepat melakukan transaksi.
Namun, yang terpenting sebetulnya adalah menghadirkan perasaan dekat antara calon pelanggan dengan brand. Kehadiran fisik lewat sponsorship tentunya lebih bisa menghadirkan impresi yang positif. Apalagi jika dibandingkan kehadiran yang masih berbatas layar.
Kini, Anda ingin tahu apakah cara-cara itu berhasil meningkatkan brand awareness. Jadi, apa saja indikator berhasilnya sebuah promotional campaign? Berikut adalah indikator kualitatif dan kuantitatif yang bisa membantu Anda mengevaluasi keberhasilan marketing.
Trafik website. Trafik website menunjukkan seberapa banyak pengunjung yang tertarik dan mengikuti brand Anda. Lewat jumlah trafik, Anda juga bisa mengetahui konten dan produk apa yang menarik dan potensial untuk dipromosikan. Sebaliknya, Anda juga bisa tahu bagian apa yang kurang diminati. Selanjutnya, Anda hanya perlu mengoptimasi konten tersebut agar lebih menarik lagi.
Engagement media sosial. Engagement yang baik ditunjukkan lewat jumlah followers, like, retweet, dan comment yang terus meningkat. Jika istilah “terus meningkat” terdengar agak menyeramkan dan kurang realistis, paling tidak cobalah untuk tidak kehilangan followers.
Kata orang soal brand. Kata-kata orang soal sebuah bisnis adalah cerminan dari brand awareness. Ketika orang berkata buruk, impresi negatif bisa menular ke calon konsumen lain. Sebaliknya, ketika pelanggan puas bisa jadi ada calon konsumen yang terkonversi. Selain memonitor apa yang dibilang orang mengenai brand Anda, ada baiknya untuk aktif menanggapi apa yang dikatakan soal brand Anda.
Meski bukan indikator mutlak, ketiga hal tersebut akan memberikan sedikit gambaran soal brand awareness yang tengah dibangun. Selain memantau ketiga hal ini, akan lebih penting bagi pemilik bisnis untuk menjaga interaksi yang organik dengan calon pelanggan.
Beberapa cara cukup populer dibandingkan yang lainnya. Misalnya, referral programs, konten gratis, kontes media sosial, influencers marketing, dan sponsorship sudah cukup umum dilakukan pebisnis. Di sisi lain, ada freemium, infografik, podcast, dan partnering yang masih perlu dieksplor lagi.
Apapun bisnis yang Anda jalankan, semoga artikel membantu Anda menemukan cara yang tepat untuk meningkatkan brand awareness.
Bagi Anda, nama-nama di atas mungkin hanya sekedar merek. Akan tetapi, bagi sebagian orang, merek-merek di atas adalah nama. Sebentar… apakah Anda bingung?
Jadi begini. Beberapa orang lebih suka menyebut nama barang dengan sebuah merek. Misalnya, menyebut sepatu olahraga dengan Sepatu Keds. Padahal, merek sepatu itu Converse, Nike, atau Diadora.
Orang juga lebih suka menyebut kegiatan mencari informasi di internet sebagai Googling. Padahal, ada sekian banyak opsi mesin pencari. Contohnya saja, Bing, Wiki, atau Twitter.
Menyebutkan merek alih-alih nama benda adalah sebuah tanda dari brand awareness yang tinggi. Tapi kira-kira, bagaimana merek-merek di atas bisa memiliki brand awareness yang sangat kuat?
Artikel ini akan memaparkan 10 cara dan tips meningkatkan brand awareness untuk bisnis. Tapi sebelum bicara soal itu, kami akan memaparkan dulu apa sebenarnya brand awareness dan mengapa itu penting untuk diwujudkan.
Apa Itu Brand Awareness?
Brand awareness adalah rasa familiar yang dimiliki pelanggan atas sebuah produk atau jasa. Rasa familiar ini bisa menyangkut apa saja soal brand. Entah itu namanya, logo, tagline, maupun hal lain yang masih berhubungan dengan sebuah brand.Bagi pemilik bisnis, mewujudkan brand awareness merupakan hal penting. Bahkan, bisa dikatakan, hal tersebut adalah sebuah investasi jangka panjang. Di bagian artikel selanjutnya, kami akan menjabarkan mengapa menciptakan brand awareness penting untuk dilakukan.
Mengapa Brand Awareness Penting?
Setelah memahami pengertian brand awareness, tak bisa dipungkiri konsep brand awareness memang cukup abstrak. Maka dari itu, mengevaluasi seberapa besar awareness pelanggan pada brand adalah hal yang cukup sulit dilakukan.Namun begitu, bukan berarti brand awareness tidak perlu ditingkatkan. Setidaknya ada empat alasan mengapa brand awareness akan menguntungkan Anda dalam jangka panjang.
Menciptakan Kepercayaan Pelanggan
Semakin sering sebuah brand dibicarakan, semakin familiar pula sebuah brand di benak konsumen. Jika hal terus menerus dilakukan, calon pelanggan akan semakin percaya pada kualitas brand. Pada akhirnya, pelanggan akan tergerak untuk membeli produk dari brand tersebut.
Ide tersebut dibuktikan oleh sebuah penelitian. Penelitian tersebut menyebutkan dua faktor yang membuat calon pelanggan akan membeli sebuah produk atau jasa. Pertama, seberapa familiar konsumen dengan nama brand. Kedua, kepercayaan pelanggan pada brand tersebut.
Bayangkan ketika Anda hendak membeli sebuah merek produk kopi susu. Satu produk sudah cukup terkenal dan banyak dikonsumsi teman-teman Anda. Sedangkan satu lagi, merupakan merek kopi susu yang belum lama rilis.
Jika Anda menawarkan untuk membeli kopi susu bersama-sama, kemungkinan besar mereka akan memilih merek yang sudah lama mereka kenal, kan? Begitu lah yang terjadi ketika Anda memiliki produk dengan tingkat brand awareness yang kuat.
Memudahkan Menjaring Konsumen Baru
Bagi seorang awam, memilih produk atau layanan cukup membingungkan. Ya, ada banyak iklan dan promosi untuk membantu calon pelanggan. Tapi, itu kurang ada artinya tanpa brand awareness. Karena biasanya, seorang calon konsumen tidak akan membeli produk yang belum pernah dipakai orang lain.
Maka dari itu, membangun reputasi dan impresi positif menjadi penting. Kedua hal ini bisa diwujudkan dalam bentuk testimoni dan review pelanggan, iklan-iklan yang menarik, dan kehadiran di berbagai lini media sosial.
Prinsipnya, semakin banyak orang yang tahu tentang sebuah brand, semakin besar brand tersebut bisa menjaring konsumen-konsumen baru.
Meningkatkan “Brand Equity”
Dalam jangka panjang, pengalaman konsumen dan impresinya dalam menggunakan produk bisa membentuk brand equity. Brand equity bisa dikatakan baik ketika konsumen memiliki pengalaman dan impresi yang positif pada sebuah brand.Allie Decker menyebutkan empat hal yang ikut terpengaruh ketika brand equity sebuah brand meningkat. Pertama, harga produk bisa meningkat. Hal ini terjadi seiring dengan nilai brand dan kesan eksklusif yang meningkat.
Kedua, semakin banyaknya produk dan jasa yang ditawarkan. Ketiga, harga saham yang meningkat. Keempat, dampak sosial juga ikut meluas.
Mendorong Konsumen supaya Loyal
Produk dengan brand awareness yang tinggi tak hanya menarik konsumen baru. Produk yang sama juga bisa mempertahankan konsumen dan menjadikannya pelanggan setia.Dengan kata lain, brand awareness adalah jawaban dari tantangan marketing business to consumer (B2C) model. Di mana pelanggan cenderung berpindah dari satu produk ke produk lainnya karena banyaknya pilihan.
Secara spesifik, ada lima faktor brand awareness yang membantu mendorong loyalitas pelanggan. Pertama, anggapan produk bisa diandalkan. Produk atau jasa bisa memberikan performa serta kualitas sesuai ekspektasi pelanggan.
Kedua, produk dianggap memiliki kualitas baik. Definisi kualitas yang baik ini bisa menyangkut apa saja. Terkadang, kualitas baik berarti produk tersebut lebih baik dibandingkan produk sejenis lainnya. Akan tetapi, bisa juga produk yang dimaksud melakukan satu-satunya terobosan di bidangnya.
Ketiga adalah soal media sosial. Keberadaan produk di berbagai media sosial ikut membantu calon pelanggan merasa familiar dengan suatu merek. Apalagi jika konten-konten yang ada di channel tersebut berhasil mengajak audiensnya berkomentar dan berpartisipasi.
Keempat, yaitu kemampuan brand membuat pelanggannya senang. Lalu, kelima adalah kemampuan brand membuat pelanggannya terinspirasi atau meraa tergerak dengan visi yang dimiliki brand.
Cara Meningkatkan Brand Awareness
Kita sudah banyak bicara soal pentingnya brand awareness. Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana cara konkret untuk mewujudkannya? Di bagian artikel kali ini, Anda akan menemukan jawabannya. Inilah 10 cara meningkatkan brand awareness.1. Freemium
Freemium merupakan gabungan dari istilah free dan premium. Model promosi ini memberikan kesempatan bagi pengguna untuk menjajal layanan secara gratis. Kemudian, jika pengguna merasa perlu upgrade atau menggunakan fitur tambahan, mereka bisa membayar lebih.Model promosi ini kerap dipakai perusahaan software seperti Trello, Github, OneDrive, Evernote, Hootsuite, hingga Spotify. Jika Anda memiliki model bisnis yang serupa, ada baiknya menggunakan format freemium untuk mempromosikan bisnis.
Di satu sisi, pengguna bisa menikmati layanan secara gratis. Anda pun, sebagai pemilik bisnis, bisa mendapatkan pemasukan dari iklan. Di sisi lain, jika pengguna melakukan upgrade ke layanan premium, Anda tetap mendapatkan pemasukan. Dengan kata lain, format ini semacam simbiosis mutualisme atau sama-sama menguntungkan.
2. Partnering
Cara lain untuk meningkatkan brand awareness adalah bekerja sama dengan brand lain. Cara ini akan memperkenalkan bisnis Anda ke calon pelanggan dari segmen pasar yang berbeda. Anda bisa saling “bertukar” pelanggan dengan brand yang diajak berpartner.Selain itu, partnering merupakan strategi apik untuk menghindarkan pelanggan dari rasa jenuh. Terutama jika bisnis Anda sudah memiliki produk dan karakter branding yang ajeg. Dengan menggandeng brand lain, Anda bisa bereksperimen untuk membuat dan memasarkan produk limited edition.
Uniqlo adalah salah satu brand yang cukup sering melakukan strategi ini. Setiap musimnya, Uniqlo merilis desain t-shirt baru yang terinspirasi dari serial kartun, seniman, atau desainer kenamaan. Karakter dari Uniqlo T-shirt (UT) ini cukup berbeda dari karakter Uniqlo yang simpel dan bersih. Maka dari itu, konsumen didorong untuk segera membeli dan mengoleksi “barang langka” ini.
3. Referral Programs
Referral programs bekerja seperti halnya promosi mulut ke mulut. Anda mempromosikan sebuah produk atau layanan ke teman, saudara, atau kerabat. Dengan begitu produk yang dipromosikan bisa dikenal lebih luas.Namun, ada sedikit perbedaan antara referral programs dengan promosi konvensional pada umumnya. Promosi mulut ke mulut biasanya tak melibatkan insentif bagi pihak yang mempromosikan produk.
Di lain sisi, referral memberikan insentif ketika pengguna berhasil mengajak orang lain menggunakan produk tersebut. Jadi, bisa dibilang program referral ini melengkapi dan memaksimalkan keberhasilan promosi mulut ke mulut.
Salah satu contoh sukses dari referral programs adalah Dropbox. Di awal kemunculannya, Dropbox menawarkan tambahan memori 500 MB untuk setiap pengguna baru yang berhasil diajak. Insentif ini berlaku hingga referral ke-32 atau sampai dengan 16 GB. Dengan strategi ini, Dropbox berhasil mencapai satu juta pengguna hanya dalam waktu 10 bulan.
4. Infografik
Infografik adalah cara lain untuk mencapai brand awareness yang luas. Setidaknya, 65 persen populasi dunia merupakan tipe pembelajar visual. Jadi, sudah jadi semacam rahasia umum, kalau banyak pengguna internet menyukai visual dibandingkan teks.Ketika dieksplor lebih jauh, tampilan visual macam infografik tak hanya sekedar disukai. Ia juga memiliki dampak positif bagi pemiliknya. Sebuah website yang menampilkan infografik bisa mendatangkan tambahan pengunjung hingga 12 persen. Selain itu, BuzzSumo menyebutkan bahwa artikel dengan tambahan ilustrasi setiap 75-100 katanya, dibagikan hingga dua kali lipat di media sosial.
Contoh kasus brand awareness yang cukup menarik adalah KISSmetrics. Dengan membuat 47 buah infografik, jasa web analytics buatan Neil Patel ini berhasil mendapatkan lebih dari 2,5 juta pengunjung dan 40 ribuan backlink. Berkat infografis, blog KISSmetrics mampu meningkatkan pembaca hingga 350 ribuan per bulannya dalam waktu 24 bulan.
5. Review pelanggan
Sebanyak 91 persen pengguna internet usia 18-34 tahun mempercayai review online seperti halnya rekomendasi dari orang terdekat. Survei lain menunjukkan bahwa 93 persen keputusan pembelian barang ikut dipengaruhi oleh review online. Itu mengapa review pelanggan masih bisa dikatakan sebagai cara ampuh memperkuat brand awareness.Lalu, bagaimana best practice agar review pelanggan bisa mempengaruhi brand awareness?
Untuk bisnis online yang memiliki web sendiri, Anda bisa mengintegrasikan review pelanggan dalam loyalty program atau keuntungan member. Pelanggan tidak hanya mendapatkan poin ketika berbelanja produk, melainkan juga mendapat poin tambahan ketika mereview produk yang dibeli.
Cara seperti ini mengajak pelanggan untuk memberikan input pada Anda. Selain itu, melibatkan review pelanggan dalam loyalty program merupakan cara yang lebih halus daripada “memaksa” pelanggan terus berbelanja untuk mendapatkan keuntungan.
6. Free content
Banyak orang tergantung pada mesin pencari untuk menemukan konten yang diperlukan. Beberapa di antaranya mungkin adalah calon pelanggan Anda. Jadi, mengapa tak menggabungkan konten ke dalam strategi marketing Anda?Nyatanya, perusahaan yang mempublikasi lebih dari 16 blog post per bulan bisa memperoleh trafik 3,5 dan lead 4,5 kali lebih banyak dibandingkan perusahaan yang hanya mempublikasikan nol sampai empat post per bulan.
Statistik di atas cukup jelas menunjukkan hubungan konten dengan brand awareness sebuah bisnis. Makanya, sangat disayangkan jika Anda belum menggabungkan konten ke dalam strategi marketing.
Selain dilihat sebagai sumber trafik, konten juga perlu dilihat sebagai sisi lain sebuah brand. Melalui konten Anda bisa mengubah image brand yang kaku menjadi lebih manusiawi. Entah itu dengan berbagi cerita, melucu, atau memberikan tips seperti halnya teman. Cara ini tentunya membuat Anda lebih dekat dengan pelanggan.
Pun, Anda tak perlu terpaku dengan bentuk konten berupa artikel. Ada begitu banyak bentuk konten yang bisa dieksplor dan dibagikan ke pelanggan. Misalnya, ebook, podcast, video, dan lain sebagainya.
7. Kontes di Media Sosial
Cara lain untuk meningkatkan brand awareness adalah menyelenggarakan kontes atau challenge di media sosial. Sama seperti influencer marketing (akan dijelaskan selanjutnya), strategi ini bisa meningkatkan mention, reach, dan engagement media sosial sebuah bisnis dalam waktu relatif singkat.Namun, hal terpenting sebetulnya perlu dilakukan pada saat kontes tersebut selesai. Sebagai pemilik bisnis, Anda juga perlu mendesain strategi lanjutan dengan memanfaatkan mention, reach, dan engagement dari kontes yang dilakukan. Misalnya, Anda bisa memberikan kupon, promo, dan benefit khusus pada peserta kontes yang telah berpartisipasi.
Hal tersebut penting dilakukan karena para peserta kontes adalah calon pelanggan yang sangat potensial. Mereka setidaknya sudah memahami bisnis yang Anda jalankan. Kemungkinan besar pun mereka memiliki ketertarikan untuk menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan.
Mereka hanya membutuhkan satu dorongan agar beralih menjadi pelanggan. Maka, kupon, promo, dan benefit itulah yang mendorong mereka menjadi pelanggan baru Anda.
8. Podcast
Podcast merupakan fenomena baru Indonesia. Keberadaannya pun baru mulai populer dengan adanya aplikasi streaming semacam Spotify. Akan tetapi, bukan berarti potensinya tidak perlu ditelusuri.Dibandingkan berbagai bentuk konten lainnya, Podcast justru memiliki begitu banyak kelebihan. Konten berbentuk audio ini bisa menunjukkan sisi lebih ramah dari sebuah brand. Ujungnya, sebuah brand bisa lebih dekat dengan calon pelanggannya.
Dari sisi teknis, podcast membantu sebuah bisnis tampak lebih relevan di mata Google. Durasi podcast yang panjang membuat bounce rate halaman semakin rendah. Bagi Google ini berarti halaman web tersebut diminati dan membantu pengguna. Hasilnya, bisnis Anda bisa menempati ranking teratas pencarian.
Jika membuat podcast dirasa memberatkan, tentu ada cara lain yang bisa dilakukan. Anda bisa bekerja sama dengan podcaster dan meminta ia untuk menyebutkan produk atau bisnis Anda. Dengan begitu, Anda tak perlu memulai segalanya dari awal sendirian.
9. Influencer Marketing
Influencer marketing merupakan strategi promosi yang populer sejak kemunculan Instagram. Anda bisa bekerja sama dengan para influencer supaya mereka mempromosikan produk Anda. Berbekal followers si selebgram yang banyak, Anda bisa dengan efektif meningkatkan brand awareness ke segmen pasar yang spesifik.Cara marketing ini akan sangat efektif dipakai ketika Anda baru merilis sebuah produk. Dengan kepopuleran dan jangkauan luas influencers, brand awareness sebuah bisnis bisa terangkat dengan seketika.
Namun, ada beberapa hal yang perlu dipastikan sebelum menjalankan influencer marketing. Anda perlu membuat konten yang cukup banyak sebelum mempromosikan brand ke influencer. Selain itu, branding Anda secara internal juga perlu diperkuat. Branding yang dimaksud bisa dalam bentuk kehadiran di media sosial, logo, dan penyampaian nilai brand yang konsisten.
Dengan memastikan hal-hal itu, strategi influencer marketing bisa berjalan lebih efektif. Jumlah reach dan engagement yang tinggi tidak akan sia-sia. Lebih spesifik lagi, Anda bisa lebih mudah mengubah target pasar potensial menjadi konsumen.
10. Sponsor
Sponsorship merupakan cara yang umum dilakukan untuk meningkatkan popularitas sebuah brand. Meski begitu, tak semua pemilik bisnis berani menyisihkan modalnya untuk memberikan sponsor sebuah acara. Pertimbangannya tak lain karena sulit menilai return of investment (ROI) dari sponsorship.Padahal, memberikan sponsor ke sebuah event bisa jadi langkah strategis menaikkan brand awareness. Apalagi kalau cara ini diterapkan pada momen, jenis acara, dan target calon pelanggan yang tepat.
Anggap saja cara ini sebagai gabungan strategi online dan offline. Anda bisa saja memberi kupon atau promo online, tapi itu tak cukup engaging bagi calon pelanggan. Mereka bisa saja teralihkan atau malah melirik promo dari kompetitor bisnis Anda.
Dengan sponsorship, Anda membawa upaya promosi itu langsung ke hadapan calon pelanggan. Kompetitor lain tak bisa mengalihkan perhatian calon konsumen. Pun, ada semacam deadline promo yang membuat calon konsumen ingin cepat-cepat melakukan transaksi.
Namun, yang terpenting sebetulnya adalah menghadirkan perasaan dekat antara calon pelanggan dengan brand. Kehadiran fisik lewat sponsorship tentunya lebih bisa menghadirkan impresi yang positif. Apalagi jika dibandingkan kehadiran yang masih berbatas layar.
Indikator Brand Awareness
Oke. Anda tertarik untuk mencoba satu atau dua tips meningkatkan brand awareness. Malahan, Anda sudah pernah mencoba satu, dua, bahkan beberapa cara di atas untuk meningkatkan popularitas brand.Kini, Anda ingin tahu apakah cara-cara itu berhasil meningkatkan brand awareness. Jadi, apa saja indikator berhasilnya sebuah promotional campaign? Berikut adalah indikator kualitatif dan kuantitatif yang bisa membantu Anda mengevaluasi keberhasilan marketing.
Trafik website. Trafik website menunjukkan seberapa banyak pengunjung yang tertarik dan mengikuti brand Anda. Lewat jumlah trafik, Anda juga bisa mengetahui konten dan produk apa yang menarik dan potensial untuk dipromosikan. Sebaliknya, Anda juga bisa tahu bagian apa yang kurang diminati. Selanjutnya, Anda hanya perlu mengoptimasi konten tersebut agar lebih menarik lagi.
Engagement media sosial. Engagement yang baik ditunjukkan lewat jumlah followers, like, retweet, dan comment yang terus meningkat. Jika istilah “terus meningkat” terdengar agak menyeramkan dan kurang realistis, paling tidak cobalah untuk tidak kehilangan followers.
Kata orang soal brand. Kata-kata orang soal sebuah bisnis adalah cerminan dari brand awareness. Ketika orang berkata buruk, impresi negatif bisa menular ke calon konsumen lain. Sebaliknya, ketika pelanggan puas bisa jadi ada calon konsumen yang terkonversi. Selain memonitor apa yang dibilang orang mengenai brand Anda, ada baiknya untuk aktif menanggapi apa yang dikatakan soal brand Anda.
Meski bukan indikator mutlak, ketiga hal tersebut akan memberikan sedikit gambaran soal brand awareness yang tengah dibangun. Selain memantau ketiga hal ini, akan lebih penting bagi pemilik bisnis untuk menjaga interaksi yang organik dengan calon pelanggan.
Kesimpulan
Meningkatkan brand awareness ternyata bukan cuma soal baliho besar dan iklan di mana-mana. Ternyata, ada begitu banyak cara supaya sebuah bisnis bisa memiliki brand awareness yang tinggi.Beberapa cara cukup populer dibandingkan yang lainnya. Misalnya, referral programs, konten gratis, kontes media sosial, influencers marketing, dan sponsorship sudah cukup umum dilakukan pebisnis. Di sisi lain, ada freemium, infografik, podcast, dan partnering yang masih perlu dieksplor lagi.
Apapun bisnis yang Anda jalankan, semoga artikel membantu Anda menemukan cara yang tepat untuk meningkatkan brand awareness.
Post A Comment:
0 comments: