Berkat nasihat dari orang tua, banyak kaum millennial yang telah menjadi seorang penabung yang baik saat ini. Kaum millennial menyadari bahwa masa depan mereka dimulai dari apa yang dilakukan pada masa kini.
Ditambah lagi, hampir tiga dari lima milennial mengatakan bahwa orang tua adalah contoh yang sangat mempengaruhi bagaimana mereka menangani keuangan mereka hari ini.
“Penelitian kami menunjukkan bahwa orang tua tetap memiliki pengaruh kuat terhadap kebiasaan uang yang dikembangkan dan dipraktikkan anak-anak mereka sebagai orang dewasa,” kata Andrew Plepler, eksekutif Corporate Social Responsibility Global di Bank of America, dalam sebuah pernyataan.
“Penelitian tersebut menunjukkan bahwa millennial yang orang tuanya mengajari mereka akan pentingnya pengelolaan dan penghematan uang yang bijak akan menjadi lebih siap untuk memenuhi kebutuhan finansial mereka di kemudian hari.”
Namun terlepas dari pengaruh orang tua, millennial tentunya memiliki kebiasaannya tersendiri dalam mengatur keuangan. Berikut adalah kebiasaan millennial dalam mengatur keuangan, dan tips untuk menjadi lebih baik bagi para millennial:
Sementara 44% millennial menabung untuk keadaan darurat, namun hanya 29% yang menabung untuk masa pensiun. Dua puluh persen lainnya menabung untuk membeli sebuah mobil dan 26% untuk membeli rumah.
Memiliki tabungan untuk hal yang tidak terduga dalam jangka pendek tentunya memang bagus, namun memiliki pandangan jangka panjang lebih awal dapat membuat perbedaan besar di masa depan.
Kebanyakan millennial saat ini juga hanya menabung melalui tabungan biasa pada umumnya, seperti tabungan rekening, deposito, atau jenis tabungan tradisional lainnya.
Jika Anda ingin memiliki masa depan keuangan yang lebih baik, pastikan Anda turut memperhatikan tujuan menabung jangka panjang.
Untuk memfasilitasi hal ini setengah dari mereka harus menggunakan kartu kredit untuk membelinya. Tak jarang bahkan kaum millennial memiliki kredit yang lebih besar daripada pendapatan yang dimiliki.
Lebih dari 25% dari mereka memiliki pembayaran terlambat atau berurusan dengan penagih hutang, dan lebih dari separuhnya bahkan masih menerima bantuan keuangan dari orang tua
Bahkan, sebuah penelitian mengatakan bahwa tujuh dari 10 anak muda mendefinisikan stabilitas keuangan sebagai keadaan dimana merekadapat membayar semua tagihan setiap bulannya.
Studi ini juga menguraikan perbedaan kebiasaan uang antara jenis kelamin, di mana pria merasa lebih cenderung mengikuti teman mereka dalam hal barang material sementara wanita cenderung lebih hemat dalam masalah penggunaan uang.
Sebagian besar tekanan yang dirasakan oleh millennials mengenai keuangan ini cenderung datang dari updatean para teman-teman millennial di media sosial.
Millennial akan mempublikasikan gaya hidup mereka, seperti barang-barang branded, liburan keluar negeri, pakaian designer, dan barang lainnya.
Apa yang dipublikasikan ini kemudian memancing para millennial lainnya untuk melakukan hal yang sama.
Jika Anda ingin memiliki keuangan yang baik di masa depan, pastikan untuk dapat mengontrol diri agar tidak mengikuti pergaulan yang ada. Berusahalah untuk memporsikan keuangan Anda ke dalam porsi-porsi penting terlebih dahulu.
Seiring dengan perkembangan zaman dan perkembangan teknologi, saat ini kaum millennial dapat dikatakan berada selangkah lebih maju daripada orang tua mereka dalam hal investasi.
Millennial berusaha untuk melakukan investasinya sedini mungkin dengan berbagai cara dan metode. Beberapa jenis investasi yang dipilih termasuk investasi dalam bentuk properti, saham, deposito, dan juga peer to peer lending.
Akan tetapi, dari beberapa pilihan investasi yang tersedia, peer to peer lending dirasa paling nyaman bagi kaum millennial. Investasi jenis ini memungkinkan para investor untuk memulai investasi pertamanya hanya dengan nominal Rp 100 ribu.
Keuntungannya? Untuk masalah keuntungannya, investor mampu mendapatkan bunga mulai dari 18% pertahun. Sangat menggiurkan bukan?
Ditambah lagi, hampir tiga dari lima milennial mengatakan bahwa orang tua adalah contoh yang sangat mempengaruhi bagaimana mereka menangani keuangan mereka hari ini.
“Penelitian kami menunjukkan bahwa orang tua tetap memiliki pengaruh kuat terhadap kebiasaan uang yang dikembangkan dan dipraktikkan anak-anak mereka sebagai orang dewasa,” kata Andrew Plepler, eksekutif Corporate Social Responsibility Global di Bank of America, dalam sebuah pernyataan.
“Penelitian tersebut menunjukkan bahwa millennial yang orang tuanya mengajari mereka akan pentingnya pengelolaan dan penghematan uang yang bijak akan menjadi lebih siap untuk memenuhi kebutuhan finansial mereka di kemudian hari.”
Namun terlepas dari pengaruh orang tua, millennial tentunya memiliki kebiasaannya tersendiri dalam mengatur keuangan. Berikut adalah kebiasaan millennial dalam mengatur keuangan, dan tips untuk menjadi lebih baik bagi para millennial:
Kebiasaan Kaum Millennial Dalam Mengatur Keuangan
Kebiasaan Millennial Dalam Menabung
Menyimpan untuk keadaan darurat adalah prioritas utama bagi kaum millennial. Hampir setengah dari millennial (49%) mengatakan bahwa penurunan ekonomi mengubah cara mereka berpikir tentang menabung, menginvestasikan dan membelanjakannya, dan sekarang lebih banyak penghematan untuk keadaan darurat daripada hal lainnya.Sementara 44% millennial menabung untuk keadaan darurat, namun hanya 29% yang menabung untuk masa pensiun. Dua puluh persen lainnya menabung untuk membeli sebuah mobil dan 26% untuk membeli rumah.
Memiliki tabungan untuk hal yang tidak terduga dalam jangka pendek tentunya memang bagus, namun memiliki pandangan jangka panjang lebih awal dapat membuat perbedaan besar di masa depan.
Kebanyakan millennial saat ini juga hanya menabung melalui tabungan biasa pada umumnya, seperti tabungan rekening, deposito, atau jenis tabungan tradisional lainnya.
Jika Anda ingin memiliki masa depan keuangan yang lebih baik, pastikan Anda turut memperhatikan tujuan menabung jangka panjang.
Spending Habit
Sebuah survei baru-baru ini dari American Institute of Certified Public Accountants menunjukkan bahwa lebih dari tiga perempat millennial ingin memiliki pakaian, mobil dan gadget berteknologi terbaru yang sama dengan teman mereka.Untuk memfasilitasi hal ini setengah dari mereka harus menggunakan kartu kredit untuk membelinya. Tak jarang bahkan kaum millennial memiliki kredit yang lebih besar daripada pendapatan yang dimiliki.
Lebih dari 25% dari mereka memiliki pembayaran terlambat atau berurusan dengan penagih hutang, dan lebih dari separuhnya bahkan masih menerima bantuan keuangan dari orang tua
Bahkan, sebuah penelitian mengatakan bahwa tujuh dari 10 anak muda mendefinisikan stabilitas keuangan sebagai keadaan dimana merekadapat membayar semua tagihan setiap bulannya.
Studi ini juga menguraikan perbedaan kebiasaan uang antara jenis kelamin, di mana pria merasa lebih cenderung mengikuti teman mereka dalam hal barang material sementara wanita cenderung lebih hemat dalam masalah penggunaan uang.
Sebagian besar tekanan yang dirasakan oleh millennials mengenai keuangan ini cenderung datang dari updatean para teman-teman millennial di media sosial.
Millennial akan mempublikasikan gaya hidup mereka, seperti barang-barang branded, liburan keluar negeri, pakaian designer, dan barang lainnya.
Apa yang dipublikasikan ini kemudian memancing para millennial lainnya untuk melakukan hal yang sama.
Jika Anda ingin memiliki keuangan yang baik di masa depan, pastikan untuk dapat mengontrol diri agar tidak mengikuti pergaulan yang ada. Berusahalah untuk memporsikan keuangan Anda ke dalam porsi-porsi penting terlebih dahulu.
Millennial Dalam Berivestasi
Banyak dari millennial memilih untuk mengikuti naluri sendiri atau mengikuti teman sebaya dalam hal berinvestasi.Seiring dengan perkembangan zaman dan perkembangan teknologi, saat ini kaum millennial dapat dikatakan berada selangkah lebih maju daripada orang tua mereka dalam hal investasi.
Millennial berusaha untuk melakukan investasinya sedini mungkin dengan berbagai cara dan metode. Beberapa jenis investasi yang dipilih termasuk investasi dalam bentuk properti, saham, deposito, dan juga peer to peer lending.
Akan tetapi, dari beberapa pilihan investasi yang tersedia, peer to peer lending dirasa paling nyaman bagi kaum millennial. Investasi jenis ini memungkinkan para investor untuk memulai investasi pertamanya hanya dengan nominal Rp 100 ribu.
Keuntungannya? Untuk masalah keuntungannya, investor mampu mendapatkan bunga mulai dari 18% pertahun. Sangat menggiurkan bukan?
Post A Comment:
0 comments: