Cara Mendidik Anak Mengenai Keuangan - Menjadi orang yang pandai mengelola keuangan tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, tapi memerlukan kebiasaan dan kedisiplinan yang sudah dibangun dalam waktu yang tidak sebentar. Karena itulah mendidik anak mengenai keuangan sejak ia masih kecil akan sangat bermanfaat. Agar ketika besar nanti mereka terbiasa mengelola keuangan mereka dengan baik. Berbicara mengenai mengajarkan keuangan pada anak, sebuah buku berjudul Smart Money, Smart Kids : Teaching the Next Generation To Win With Money, sang pengarang menjelaskan mengenai proses mengajarkan anak-anak mengenai uang baik dari perspektif orang tua dan anak. Dalam buku tersebut dijelaskan 7 poin yang dianjurkan penulis buku itu untuk diajarkan kepada anak mengenai uang.

Cara Mendidik Anak Mengenai Keuangan
Cara Mendidik Anak Mengenai Keuangan

1. Beri Imbalan Atas Pekerjaan yang Dilakukan 

Ternyata, sebagian besar anak-anak saat ini tidak lagi mengerti konsep dasar ini, bahwa untuk mendapatkan uang seseorang harus bekerja terlebih dahulu. Sang penulis buku, Dave dan Rachel merekomendasikan untuk membuat sebuah sistem komisi di rumah, dengan cara memberikan anak uang untuk hal-hal yang dilakukannya di rumah seperti membersihkan rumah, mencuci piring, membersihkan kamar. Hal ini dinilai lebih baik dibandingkan memberikan uang jajan setiap hari atau setiap minggu.

Di samping mendidik anak bahwa uang tidak datang dengan sendirinya, dengan cara ini anak juga bisa menjadi rajin untuk membantu mengerjakan pekerjaan rumah sesuai dengan kemampuannya. Pemberian uang dapat dilakukan Minggu malam, pada akhir pekan. Sehingga anak mempunyai pilihan untuk mengerjakan pekerjaan rumah saat akhir pekan dan tidak terganggu dengan kegiatan belajar dan bermainnya.

2. Perbolehkan Anak Habiskan Uang

Jika pada umumnya orang tua melarang anak-anaknya menghabiskan seluruh uang yang dimilikinya sekaligus, maka sesekali biarkanlah orang tua harus membiarkan anaknya menghabiskan uang yang dimiliki untuk sesuatu yang merugikan sekalipun. Dengan membiarkan anak Anda sesekali mengikuti pilihan yang buruk tersebut, anak akan mempunyai pengalaman belajar jika uangnya habis dan tidak ada lagi yang tersisa. Anak akan lebih menghargai uang dan berpikir cerdas menghabiskan uang untuk hal yang paling penting. Cara tersebut akan mengajarkan pada anak bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi dalam menggunakan uang.

3. Jangan Selalu Ikuti Kemauan Mereka

Ada banyak pula anak-anak yang berpikir bahwa saat mereka menginginkan sesuatu, mereka harus langsung mendapatkannya dengan meminta orang tua membelikan. Akibatnya, banyak orang tua yang tidak tega menjadi mengabulkan permintaan tersebut. Ternyata jika kebiasaan ini, jika terus diterapkan pada anak, akan berlanjut ketika ia besar nanti saat ia berada di tempat kerja. Di mana akan menjadi orang yang tidak bisa mau berusaha dan bekerja keras, bahkan seringkali mengajukan kenaikan gaji, tanpa berbuat sesuatu terlebih dahulu untuk mendapatkan apresiasi tersebut. Mereka tidak memiliki konsep mengenai pencapaian yang tertunda.

Cara untuk mengajarkan anak mengenai hal ini ialah dengan mengajarkannya menabung untuk sesuatu yang sangat mereka inginkan. Misalkan untuk membeli suatu mainan seharga 100 ribu rupiah, ajarkan ia menyisihkan sebagian kecil uangnya, sehingga ketika saatnya tiba pun sang anak tentu merasa lebih puas karena telah cukup sabar menunggu dan menabung, berusaha untuk sesuatu yang diinginkannya.

4. Ajarkan Berbagi 

Setiap agama pasti mengajarkan untuk memberikan sebagian uang yang kita miliki untuk orang yang juga membutuhkan. Anak dapat diajarkan untuk menyisihkan sejumlah uang yang didapatnya untuk kemudian diberikan kepada orang lain. Hal ini ternyata juga memberikan pelajaran berbahagia karena telah berbagi dengan orang lain. Sampai anak dewasa nanti, ia akan belajar untuk peduli terhadap sesamanya dan terus berbagi.

5. Ajarkan Dia Untuk Mengingat Pengeluarannya

Saat anak sudah belajar untuk membagi porsi antara pengeluaran, tabungan, dan uang untuk berbagi kepada orang lain. Ajarkan anak bagaimana menghabiskan uang pengeluarannya dengan baik. Beritahu bahwa jika ia tidak mengatur ke mana uang tersebut dihabiskan, maka uang itu akan habis secara sia-sia. Untuk anak-anak yang mulai memasuki usia remaja, berikan tangung jawab untuk mengatur pengeluarannya. Berikan pemahaman bahwa setiap pakaian, makanan, aktivitas hiburan membutuhkan uang yang perlu dikelola dengan baik.

6. Ajarkan Anak Untuk Tidak Berutang

Dalam era ini, sudah sangat banyak orang menggunakan kartu kredit untuk secara instan mendapatkan yang mereka inginkan. Padahal sebetulnya, belum tentu memiliki uang yang cukup untuk membeli barang tersebut. Di luar negeri pun, seakan-akan, sekarang sudah menjadi budaya berhutang untuk membayar kuliah atau membeli mobil. Sehingga pada saat lulus, seorang mahasiswa bisa saja masih memiliki utang yang menumpuk untuk dibayar. Seharusnya hal ini bisa dicegah dengan memberikan pemahaman untuk tidak membeli sesuatu yang belum sanggup dibayar.

7. Ajarkan Cara Bersyukur

Anak perlu belajar untuk mengingat apa-apa saja yang telah mereka dapatkan, dibandingkan apa-apa saja yang mereka inginkan. Terapkan saat Anda  berjalan-jalan dengan anak ke tempat wisata, di sana biasanya anak akan meminta dibelikan banyak sekali jajanan. Setelah pulang, ingatkan apa-apa saja yang sudah ia dapatkan sepanjang hari, lalu minta ia untuk menahan diri dan lebih menghargai lagi apa-apa yang sudah ia dapatkan.

Didik Akan Keuangan Sejak Dini

Mendidik anak Anda mengenai keuangan merupakan hal penting yang harus Anda lakukan sejak dini. Jika semenjak kecil anak tidak diajarkan mengenai pentingnya mengatur keuangan, ketika mereka besar nanti hal itu akan menjadi sulit untuk diterapkan dalam kehidupan mereka. Hal itu tentu saja karena mengatur keuangan erat sekali hubungannya dengan kebiasaan dan displin. Jadi tidak ada salahnya mengajarkan anak Anda cara mengelola keuangan sejak dini bukan?
Axact

Axact

Vestibulum bibendum felis sit amet dolor auctor molestie. In dignissim eget nibh id dapibus. Fusce et suscipit orci. Aliquam sit amet urna lorem. Duis eu imperdiet nunc, non imperdiet libero.

Post A Comment:

0 comments: