Cara Meningkatkan Penjualan dengan Teknik Perceived Value - Siapapun pengusaha atau pebisnis pasti ingin memiliki omset atau pendapatan bisnis yang terus mengalami peningkatan. Namun untuk bisa meningkatkan penjualan, seorang pengusaha harus mau melakukan sesuatu. Umumnya usaha yang dilakukan pengusaha untuk meningkatkan omset adalah dengan meningkatkan jumlah penjualan produk atau jasanya. Namun tahukah Anda saat ini telah ada sejumlah cara yang bisa dilakukan, salah satu cara atau teknik perceived value.
Apa itu teknik perceived value? Dan kenapa bisa digunakan untuk meningkatkan omset penjualan?
Secara umum teknik perceived value adalah teknik meningkatkan omset penjualan dengan cara memberikan harga yang lebih tinggi dari produk sejenis. Memberikan harga lebih tinggi? kok bisa? Tentu saja bisa. Mungkin Anda pernah menemukan sebuah produk yang berada di mall yang harganya mahal padahal Anda tahu bahwa aslinya harga produk tersebut tidak semahal yang dicantumkan. Lalu bagaimana bisa produk tersebut harganya bisa melejit menjadi sangat mahal? Tentu saja jawabannya adalah dengan menggunakan teknik perceived value.
Dengan kualitas dan nama brand yang dimiliki, Anda memang bisa menjual produk dengan harga yang lebih tinggi dari produk sejenis lainnya. Maka dari sini bisa disimpulkan bahwa perceived value adalah nilai dari sebuah produk di benak konsumen. Lalu yang kini menjadi pertanyaannya adalah, Bagaimana caranya meningkatkan penjualan dengan mempengaruhi perceived value di kepala konsumen ya tersebut? Berikut ulasannya.
Maka dari itu, tak mengherankan meski suatu barang dibanderol mahal, tetap saja akan ada orang yang membeli. Itu semua disebabkan karena orang menilai barang itu berharga. Jadi meski harus merogoh kocek dalam-dalam, orang tidak akan terlalu mempermasalahkannya. Jadi apa yang bisa Anda pelajari dari sini? Jawabannya adalah bila memang Anda yakin dengan kualitas produk yang Anda miliki, Anda tak perlu ragu untuk menjualnya dengan harga tinggi. Jangan malah karena takut tak laku, Anda lantas malah memangkas harga produksi barang. Padahal itu adalah blunder besar, selain Anda bisa saja rugi akibat tidak bisa menutup modal produksi, pembeli juga bisa memandang “murahan” barang yang Anda jual. Jika hal ini terjadi, tentu bisa menjadi bumerang dan pukulan tersendiri untuk bisnis Anda.
Cara Meningkatkan Penjualan dengan Teknik Perceived Value |
Apa itu teknik perceived value? Dan kenapa bisa digunakan untuk meningkatkan omset penjualan?
Secara umum teknik perceived value adalah teknik meningkatkan omset penjualan dengan cara memberikan harga yang lebih tinggi dari produk sejenis. Memberikan harga lebih tinggi? kok bisa? Tentu saja bisa. Mungkin Anda pernah menemukan sebuah produk yang berada di mall yang harganya mahal padahal Anda tahu bahwa aslinya harga produk tersebut tidak semahal yang dicantumkan. Lalu bagaimana bisa produk tersebut harganya bisa melejit menjadi sangat mahal? Tentu saja jawabannya adalah dengan menggunakan teknik perceived value.
Dengan kualitas dan nama brand yang dimiliki, Anda memang bisa menjual produk dengan harga yang lebih tinggi dari produk sejenis lainnya. Maka dari sini bisa disimpulkan bahwa perceived value adalah nilai dari sebuah produk di benak konsumen. Lalu yang kini menjadi pertanyaannya adalah, Bagaimana caranya meningkatkan penjualan dengan mempengaruhi perceived value di kepala konsumen ya tersebut? Berikut ulasannya.
1. Jual Produk dengan Harga Tinggi dan Kualitas yang Sesuai
Cara dan langkah pertama yang bisa Anda lakukan untuk menerapkan teknik perceived value ini adalah dengan menjual produk dengan harga dan kualitas yang tinggi. Sampai saat ini kualitas memang tetap menjadi acuan dan dasar setiap manusia untuk menentukan harga sebuah barang atau produk. Semakin tinggi kualitas barangnya, maka produk Anda bisa disebut layak untuk dihargai mahal. Ini adalah hal yang akan dipercayai dan akan selalu diyakini para konsumen. Anda tak perlu susah payah membujuk konsumen untuk mau merogoh kocek lebih dalam untuk membeli produk Anda. Karena para konsumen sudah bisa menilai dan memahami mana produk yang memang berkualitas dengan harga mahal dan mana yang tidak. Selin itu, para konsumen ini akan dengan sendirinya rela mengeluarkan uangnya dalam jumlah besar jika memang produk yang Anda jual memiliki kualitas bagus.Maka dari itu, tak mengherankan meski suatu barang dibanderol mahal, tetap saja akan ada orang yang membeli. Itu semua disebabkan karena orang menilai barang itu berharga. Jadi meski harus merogoh kocek dalam-dalam, orang tidak akan terlalu mempermasalahkannya. Jadi apa yang bisa Anda pelajari dari sini? Jawabannya adalah bila memang Anda yakin dengan kualitas produk yang Anda miliki, Anda tak perlu ragu untuk menjualnya dengan harga tinggi. Jangan malah karena takut tak laku, Anda lantas malah memangkas harga produksi barang. Padahal itu adalah blunder besar, selain Anda bisa saja rugi akibat tidak bisa menutup modal produksi, pembeli juga bisa memandang “murahan” barang yang Anda jual. Jika hal ini terjadi, tentu bisa menjadi bumerang dan pukulan tersendiri untuk bisnis Anda.
Post A Comment:
0 comments: