Wawancara Kerja: 10 Pertanyaan Terlarang Untuk Diajukan - Pada setiap tahapan wawancara (interview) kerja, pada umumnya di akhir interview, seorang pelamar biasanya akan diberikan kesempatan oleh tim pewawancara (HRD) untuk mengajukan pertanyaan. Pada saat seorang pelamar mendapatkan kesempatan ini, mereka memang seharusnya mengajukan pertanyaan agar tim HRD menilai pelamar ini antusias atas lowongan dan interview tersebut. Namun dalam mengajukan pertanyaan, Anda harus berhati-hati karena ada beberapa pertanyaan yang bisa membuat nilai Anda jadi menurun. Maka hindarilah beberapa pertanyaan yang tak selayaknya ditanyakan saat Anda diberi kesempatan bertanya oleh tim HRD berikut ini.
Namun sayangnya banyak penanya yang kemudian mendapatkan nilai yang buruk dari pihak HRD saat menanyakan hal ini. Pertanyaan ini memang tidak pantas ditanyakan ketika proses wawancara berlangsung sebab pertanyaan ini akan mengimpresikan Anda sedang berusaha menyembunyikan sesuatu dalam media sosialnya.
Wawancara Kerja: 10 Pertanyaan Terlarang Untuk Diajukan |
1. Segala yang Berhubungan dengan Gaji atau Tunjangan
Pertanyaan pertama yang seharusnya tidak ditanyakan saat wawancara kerja adalah hal-hal terkait gaji dan tunjangan. Menurut beberapa ahli rekrutmen, hal terkait gaji dan tunjangan memang sangat sensitif bagi para HRD. Maka usahakan jangan mengungkit-ungkit dulu perihal gaji dan tunjangan ini pada saat wawancara. Pertanyaan ini memang dianggap tidak etis karena Anda masih dalam tahap wawancara yang artinya belum ada keputusan atau pengumuman diterima atau tidaknya Anda. Pertanyan tentang gaji dan tunjangan ini juga sebenarnya akan ada waktunya sendiri nanti setelah Anda diterima dan masuk dalam tahap negosiasi. Dalam tahap negosiasi ini pun pelamar sudah mulai boleh menanyakan gaji atau tunjangan ini saat pihak perusahaan menyatakan atau menanyakannya kepada Anda terlebih dahulu.2. Pertanyaan yang Dimulai dengan Kata "Mengapa"
Hati-hati dengan pertanyaan dengan kata “mengapa”. Kenapa demikian? Menurut para ahli psikologi, pertanyaan dengan kata “mengapa” akan membuat yang ditanya berada pada posisi dibawah dan defensif. Coba saja rasakan nada pertanyaan dengan penggunaan kata “mengapa” berikut ini “Mengapa perusahaan memutuskerjakan banyak pegawai tahun lalu?" Dari pertanyaan ini akan terasa bahwa sang penanya seperti menginterogasi kan. Nah daripada bertanya dengan penggunaan kata “kenapa” lebih baik Anda bertanya dengan menggunakan kata lain seperti “bagaimana” atau “apakah” dan lain sebagainya.3. "Seberapa Sering Penilaian Kerja Dilakukan?”
Saat pelamar kerja diberikan kesempatan bertanya oleh pihak pewawancara (HRD), memang umumnya kita akan terpacu untuk bertanya hal yang membuat kita penasaran terhadap perusahaan. Salah satu hal yang umumnya membuat kita penasaran adalah tentang sistem penilaian yang dilakukan perusahaan terhadap performa pekerja. Nah untuk pertanyaan yang seperti ini lebih baik Anda menghindarinya untuk tak menanyakannya kepada pihak HRD. Pertanyaan seperti ini memang biasanya akan membuat pewawancara kerja khawatir dan mengira Anda takut akan ada penilaian negatif. Maka dari pada menanyakan hal yang demikian, lebih baik Anda menunjukkan kepercayaan diri yang meyakinkan setidaknya hingga Anda menerima penawaran kerja dari pihak perusahaan.4. Menanyakan Fleksibilitas Jam Kerja
Bekerja dengan penuh fleksibilitas memang sangat menyenangkan. Dengan fleksibilitas yang tinggi, seseorang bisa bergerak kesana-kemari untuk mengerjakan hal yang lain yang menyenangkan dan menggembirakan. Namun meski Anda sangat penasaran dengan jam kerja perusahaan yang Anda lamar ini, alangkah baiknya Anda tak menanyakan hal ini saat proses interview berlangsung. Selain tak etis, karena Anda belum pasti diterima, pertanyaan ini akan membuat Anda akan terlihat banyak menuntut dan akhirnya akan mengurangi nilai atau poin wawancara ini. Dari pertanyaan ini seseorang juga akan terlihat seperti hanya mementingkan diri sendiri daripada perusahaan. Maka jika Anda masih dalam tahap wawancara mengajukan pertanyaan ini sepertinya masih dirasa terlampau dini.5. Kemungkinan Bekerja dari Rumah
Apabila hal ini tidak dinyatakan dalam job description dalam iklan lowongan maka sebaiknya Anda tak perlu menanyakan pernyataan ini. Setiap perusahaan memang umumnya dan pastinya akan mencantumkan jenis atau tipe pekerjaan pada iklan lowongan kerja. Jika memang perusahaan membutuhkan tenaga remote (jarak jauh), maka mereka akan menampilkan keterangan ini pada iklan lowongan. Namun jika perusahaan meminta pekerjaan secara full time, maka sebaiknya Anda harus sudah memahami bahwa pekerjaan ini mengharuskan Anda bekerja di kantor selam jam kerja penuh. Tahapan wawancara kerja memang merupakan momen dimana seorang pelamar kerja memprioritaskan diri Anda pada aspek menjual segenap keahlian Anda kepada pihak perusahaan, dan bukan sebaliknya.6. "Mau Melihat Referensi Saya?"
Terkadang pelamar kerja yang terlalu berharap ingin diterima bekerja, mereka akan melakukan apa saja untuk bisa diterima. Maka mereka pun mengeluarkan segala jurus dan strategi agar pihak HRD tertarik pada dirinya. Tahap wawancara memang merupakan momentum bagi pelamar kerja untuk menunjukkan segala kelebihan dan keunggulannya. Namun hal ini bukan berarti pelamar harus berlebihan dengan menawarkan referensi yang terlalu dini. Dengan memberikan referensi yang terlalu dini memang akan membuat Anda dinilai sebagai orang atau sosok yang mudah putus asa dan juga orang yang tak mau memasuki risiko.7. “Seberapa Sering Anda Mempromosikan Pegawai?”
Pertanyaan ini akan sangat membuat HRD akan merasa tak habis pikir dengan Anda. Urusan merekrut atau mempromosikan pegawai memang sudah menjadi urusan mutlak pihak HRD atau perusahaan yang tidak bisa diganggu gugat. Maka usahakan jangan bertanya dengan sebuah pertanyaan terkait hak dan otoritas pihak HRD. Ini karena Anda tidak memiliki urusan dengan hal tersebut. Orang yang sering menanyakan hal ini sendiri akan dinilai oleh pihak HRD sebagai orang atau sosok yang terlalu arogan dan merasa tinggi. Tentu hal ini akan sangat merugikan pihak pelamar bukan.8. “Apakah Saya Akan Punya Ruang Sendiri?”
Berikutnya pertanyaan yang sebaiknya dihindari dalam wawancara kerja oleh pelamar adalah pertanyaan “apakah saya akan punya ruang sendiri?”. Pertanyaan ini memang tidak membawa Anda pada posisi baik dalam wawancara. Alih-alih mendapat perhatian dan nilai baik dari pihak HRD, Anda sebagai pelamar justru akan mendapat sangkaan dan juga nilai yang buruk dari HRD. Sebagus apapun pengalaman dan prestasi Anda pada perusahaan sebelumnya, semuanya akan runtuh saat Anda menanyakan hal tersebut. Pertanyaan ini memang dirasa tidak pas untuk dilontarkan pada saat wawancara berlangsung. Ini karena selain belum ada keputusan diterima atau tidaknya Anda, pertanyaan ini juga mencerminkan seseorang yang terlalu menuntut. Orang atau pekerja yang terlalu banyak tuntutan umumnya memang tidak disukai oleh perusahaan. Maka dari itu akan lebih baik Anda menghindari pertanyaan diatas.9. “Apakah Perusahaan Akan Memonitor Segala Aktivitas Jejaring Sosial Karyawannya di Internet?”
Saat ini kehidupan manusia memang tak bisa lepas dari media atau jejaring sosial. Bukan hanya saat di rumah, situasi di dalam kantor saat seharusnya mereka fokus bekerja pun tak jarang juga membuat manusia ini melibatkan dirinya pada media sosial. Dari keadaan ini umumnya para pelamar kerja penasaran dan bertanya tentang hal terkait aktivitas penggunaan media sosial di perusahaan. Beberapa perusahaan sekarang ini memang banyak juga yang mengandalkan atau menggunakan media sosial untuk bisa memantau dan menilai para karyawannya atau mungkin para pelamar kerjanya. Dari sinilah banyak pelamar yang penasaran bertanya tentang aktivitas pemonitoran perusahaan di media sosial tersebut.Namun sayangnya banyak penanya yang kemudian mendapatkan nilai yang buruk dari pihak HRD saat menanyakan hal ini. Pertanyaan ini memang tidak pantas ditanyakan ketika proses wawancara berlangsung sebab pertanyaan ini akan mengimpresikan Anda sedang berusaha menyembunyikan sesuatu dalam media sosialnya.
Post A Comment:
0 comments: