Indonesia semakin berkembang begitu juga dengan kota-kota besar yang ada di Indonesia. Pemerintah, memiliki tanggungjawab untuk terus mengembangkan kota-kota di Indonesia menuju kota pintar atau smart city.
Konsep smart city ini dapat memberikan pengaruh positif yang besar dari mulai menyelesaikan kemacetan, keamanan warga kota, penumpukan sampah dan lain sebagainya.
Baca Juga: Optimalisasi Keuangan oleh P2P Fintech Lending
Konsep smart city memang sedang menjadi tren saat ini. Seakan, setiap kota hendak menuju ke arah smart city.
Konsep Smart City dan Kota yang Telah Menerapkannya
Bagi pemerintah kota, tentunya mereka sudah memahami dengan baik bahwa untuk membuat smart city, tentu dibutuhkan dana.
Bukan tidak mungkin jika pemerintah juga menggunakan pinjaman mudah dalam memulai proyek ini. namun tentunya akan lebih baik jika pemerintah sudah menyiapkan rencana sebelumnya sehingga urusan modal atau biaya untuk menerapkan smart city ini tidak terkendala.
Lebih baik memang menggunakan uang kas pemerintah kota karena smart city ini bermanfaat untuk seluruh warga kota.
Konsep smart city di Indonesia boleh saja baru mengetengahkan tatanan kota yang akan memudahkan warga kota untuk mendapatkan informasi dengan tepat dan cepat.
Selanjutnya, tentu bisa dikembangkan lebih jauh lagi sehingga informasi yang diberikan juga bisa bertambah. Untuk saat ini, sudah ada beberapa kota besar yang menerapkan konsep smart city ini, yakni;
Dalam sebuah event ‘Konferensi Smart City’ yang diadakan di ITB, ditemukan fakta menarik bahwa masyarakat Indonesia memiliki minat yang sangat tinggi terhadap teknologi, utamanya teknologi informasi.
Dari sini kemudian bisa dilihat bahwa pembangunan smart city memang tidak perlu untuk ditunda lagi. Sebaliknya, akan lebih baik jika pembangunannya semakin cepat untuk kota-kota yang lain juga.
Modal Menuju Smart City Sudah Ada
Modal untuk kota-kota di Indonesia agar menuju smart city juga tidak perlu diragukan lagi.
Menurut Mahfudz Siddiq selaku ketua Komisi I DPR, dimana beliau juga membawahi bidang luar negeri, pertahanan, komunikasi serta informatika termasuk juga intelijen mengungkapkan bahwa berdasarkan survei, pengguna internet di negeri ini mencapai 80 juta orang lebih 87% dari jumlah tersebut menggunakan internet untuk media sosial.
Selain itu, pengguna SIM card atau kartu telepon seluler yang ada di pasar juga sudah melampaui jumlah total penduduk Indonesia yakni mencapai 260 juta keping kartu.
Selanjutnya, keterampilan untuk menggunakan fasilitas internet dan juga teknologi informasi yang lain sudah sangat melekat dengan aktivitas sehari-hari masyarakat Indonesia.
Target Kementerian Komunikasi dan Informatika di tahun 2016 ini adalah pengguna Internet di negeri ini mencapai hingga 150 juta orang.
Jumlah tersebut tentunya didominasi oleh orang-orang muda. Inilah yang membuat modal untuk menuju smart city sebenarnya sudah ada. Pemerintah kota tinggal melakukan proyek smart city secara segera.
Seorang budayawan, Yasraf Amir Piliang mengatakan untuk membuat smart city ini, harus disadari betul dengan adanya smart society (masyarakat cerdas).
Yasraf juga menuturkan penggunaan teknologi di dalam aktivitas sehari-hari bukanlah satu-satunya modal untuk menerapkan konsep smart city.
Ia menambahkan bahwa yang penting adalah bagaimana teknologi yang pintar ini kemudian bisa membuat masyarakat juga pintar. Jadi, yang cerdas bukan hanya teknologinya saja dan masyarakat tetap bodoh, melainkan harus seimbang.
Jika ada kontradiksi kultural, boleh saja teknologi semakin tinggi tapi masyarakat sendiri rendah. Masih menurut Yasraf, yang perlu diperhatikan berikutnya adalah ‘cultural lag’ atau pemisah antara teknologi dan cara berpikir masyarakat.
Bahkan, menurut walikota Surabaya, Bu Risma mengatakan bahwa Surabaya sudah menjadi pioneer dari smart city di Indonesia dengan menerapkan e-procurement dan e-government bahkan dari tahun 2002.
Selanjutnya ada konsep lain seperti e-monitoring, e-controlling, e-delivery dan e-budgeting yang kemudian diterapkan.
Jadi, memang sudah saatnya kota-kota di Indonesia menerapkan dan mengembangkan konsep smart city. Apalagi, pemerintah kota pastinya sudah memiliki dana yang bisa saja berupa pinjaman mudah atau dana dari kas pemerintah kota yang sengaja disiapkan atau bahkan bantuan dari pemerintah pusat untuk kemudian menerapkan serta mengembangkan konsep smart city ini sehingga seluruh masyarakat kota atau bahkan seluruh penduduk Indonesia dapat merasakan manfaatnya.
Konsep smart city ini dapat memberikan pengaruh positif yang besar dari mulai menyelesaikan kemacetan, keamanan warga kota, penumpukan sampah dan lain sebagainya.
Baca Juga: Optimalisasi Keuangan oleh P2P Fintech Lending
Konsep smart city memang sedang menjadi tren saat ini. Seakan, setiap kota hendak menuju ke arah smart city.
Konsep Smart City dan Kota yang Telah Menerapkannya
Bagi pemerintah kota, tentunya mereka sudah memahami dengan baik bahwa untuk membuat smart city, tentu dibutuhkan dana.
Bukan tidak mungkin jika pemerintah juga menggunakan pinjaman mudah dalam memulai proyek ini. namun tentunya akan lebih baik jika pemerintah sudah menyiapkan rencana sebelumnya sehingga urusan modal atau biaya untuk menerapkan smart city ini tidak terkendala.
Lebih baik memang menggunakan uang kas pemerintah kota karena smart city ini bermanfaat untuk seluruh warga kota.
Konsep smart city di Indonesia boleh saja baru mengetengahkan tatanan kota yang akan memudahkan warga kota untuk mendapatkan informasi dengan tepat dan cepat.
Selanjutnya, tentu bisa dikembangkan lebih jauh lagi sehingga informasi yang diberikan juga bisa bertambah. Untuk saat ini, sudah ada beberapa kota besar yang menerapkan konsep smart city ini, yakni;
- Jakarta
- Surabaya
- Bandung
- Malang
- Yogyakarta
Dalam sebuah event ‘Konferensi Smart City’ yang diadakan di ITB, ditemukan fakta menarik bahwa masyarakat Indonesia memiliki minat yang sangat tinggi terhadap teknologi, utamanya teknologi informasi.
Dari sini kemudian bisa dilihat bahwa pembangunan smart city memang tidak perlu untuk ditunda lagi. Sebaliknya, akan lebih baik jika pembangunannya semakin cepat untuk kota-kota yang lain juga.
Modal Menuju Smart City Sudah Ada
Modal untuk kota-kota di Indonesia agar menuju smart city juga tidak perlu diragukan lagi.
Menurut Mahfudz Siddiq selaku ketua Komisi I DPR, dimana beliau juga membawahi bidang luar negeri, pertahanan, komunikasi serta informatika termasuk juga intelijen mengungkapkan bahwa berdasarkan survei, pengguna internet di negeri ini mencapai 80 juta orang lebih 87% dari jumlah tersebut menggunakan internet untuk media sosial.
Selain itu, pengguna SIM card atau kartu telepon seluler yang ada di pasar juga sudah melampaui jumlah total penduduk Indonesia yakni mencapai 260 juta keping kartu.
Selanjutnya, keterampilan untuk menggunakan fasilitas internet dan juga teknologi informasi yang lain sudah sangat melekat dengan aktivitas sehari-hari masyarakat Indonesia.
Target Kementerian Komunikasi dan Informatika di tahun 2016 ini adalah pengguna Internet di negeri ini mencapai hingga 150 juta orang.
Jumlah tersebut tentunya didominasi oleh orang-orang muda. Inilah yang membuat modal untuk menuju smart city sebenarnya sudah ada. Pemerintah kota tinggal melakukan proyek smart city secara segera.
Seorang budayawan, Yasraf Amir Piliang mengatakan untuk membuat smart city ini, harus disadari betul dengan adanya smart society (masyarakat cerdas).
Yasraf juga menuturkan penggunaan teknologi di dalam aktivitas sehari-hari bukanlah satu-satunya modal untuk menerapkan konsep smart city.
Ia menambahkan bahwa yang penting adalah bagaimana teknologi yang pintar ini kemudian bisa membuat masyarakat juga pintar. Jadi, yang cerdas bukan hanya teknologinya saja dan masyarakat tetap bodoh, melainkan harus seimbang.
Jika ada kontradiksi kultural, boleh saja teknologi semakin tinggi tapi masyarakat sendiri rendah. Masih menurut Yasraf, yang perlu diperhatikan berikutnya adalah ‘cultural lag’ atau pemisah antara teknologi dan cara berpikir masyarakat.
Bahkan, menurut walikota Surabaya, Bu Risma mengatakan bahwa Surabaya sudah menjadi pioneer dari smart city di Indonesia dengan menerapkan e-procurement dan e-government bahkan dari tahun 2002.
Selanjutnya ada konsep lain seperti e-monitoring, e-controlling, e-delivery dan e-budgeting yang kemudian diterapkan.
Jadi, memang sudah saatnya kota-kota di Indonesia menerapkan dan mengembangkan konsep smart city. Apalagi, pemerintah kota pastinya sudah memiliki dana yang bisa saja berupa pinjaman mudah atau dana dari kas pemerintah kota yang sengaja disiapkan atau bahkan bantuan dari pemerintah pusat untuk kemudian menerapkan serta mengembangkan konsep smart city ini sehingga seluruh masyarakat kota atau bahkan seluruh penduduk Indonesia dapat merasakan manfaatnya.
Post A Comment:
0 comments: