Mitos dan Fakta Mengenai Mobil Murah di Indonesia - Sebagian besar orang mungkin akan berpendapat bahwa sebuah barang yang dibeli dalam kondisi bekas akan memiliki kualitas yang pas-pasan dan berbeda jauh dari barang baru. Kata bekas selalu identik dengan kondisi yang kurang baik dan kurang layak untuk digunakan.
Salah satu barang yang banyak diperdagangkan dalam kondisi bekas adalah mobil, di mana sejumlah showroom dan dealer seakan berlomba-lomba untuk memberikan beragam penawaran dan fasilitas menggoda dalam bisnis yang mereka jalankan. Hal ini dilakukan semata-mata untuk bisa menarik minat para pembeli dan meningkatkan angka penjualan yang maksimal. Bukan rahasia lagi bila penjualan mobil bekas dan murah di Indonesia bisa dikatakan mencapai angka yang cukup tinggi dari tahun ke tahun dan ini menunjukkan betapa tingginya kebutuhan masyarakat akan sebuah kendaraan pribadi.
Mitos Kredit Mobil Bekas Merugikan
Apakah Kredit Mobil Bekas Merugikan?
Apakah Kredit Mobil Bekas Merugikan? via iklanmobilbekas49.biz
Banyak alasan bagi seseorang untuk segera memiliki sebuah mobil sebagai kendaraan pribadi. Hal ini tentu saja akan berbanding lurus dengan tingginya permintaan di pasar. Namun tidak serta merta semua permintaan tersebut dapat menyasar ke segmen mobil dalam kondisi baru, di mana ada sebagian besar calon konsumen yang hanya memiliki dana dalam jumlah terbatas namun tidak dapat menunda lagi untuk segera memiliki sebuah mobil dalam mendukung aktivitas mereka sehari-hari.
Dalam kasus seperti di atas, keberadaan mobil bekas dapat dijadikan sebagai alternatif pilihan bagi Anda yang tidak memiliki sejumlah dana besar untuk membeli sebuah mobil baru. Hal ini akan sangat membantu, terutama bila memiliki sebuah mobil telah menjadi sebuah kebutuhan yang tidak lagi dapat ditunda, di mana hal tersebut telah sangat wajib untuk Anda miliki saat ini.
Mobil bekas dan murah, barangkali hal tersebut adalah sebuah solusi bagi sebagian besar orang yang akan membeli sebuah mobil dengan sejumlah dana yang terbatas. Namun sebagian besar orang lainnya akan menganggap hal ini sebagai sebuah pilihan yang merugikan dan penuh dengan risiko, di mana mereka menganggap barang bekas adalah sesuatu yang tidak dalam kondisi baik dan berkualitas. Lalu bagaimana dengan Anda, apakah Anda juga memiliki pandangan yang sama dengan mereka?
Beberapa orang memiliki pandangan bahwa membeli sebuah mobil bekas akan sangat merugikan, hal tersebut diungkapkan dengan melihat dua poin di bawah ini:
Keseluruhan dana yang dibayarkan untuk membeli sebuah mobil bekas secara kredit, jumlahnya akan jauh lebih besar dari harga tunai mobil tersebut, bahkan jumlah ini biasanya bisa mencapai harga beli sebuah mobil dengan tipe sama dalam kondisi yang masih baru.
Akan lebih baik menabung dulu hingga sejumlah uang terkumpul dan cukup untuk membeli sebuah mobil secara tunai, daripada mengajukan kredit dan membayar cicilan plus bunga setiap bulannya.
Pada dasarnya kedua pendapat tersebut tidak salah, namun hal ini juga tidak selalu benar dan akan selalu berbeda kondisinya pada setiap orang, di mana sebagian orang justru berpendapat bahwa kredit mobil bekas murah akan memberi mereka kemudahan dan keuntungan yang cukup besar.
Para pelaku bisnis akan tetap melihat keuntungan dari sebuah pembelian mobil bekas yang murah, hal ini bisa saja terjadi karena mereka mampu memanfaatkan dan membuat mobil tersebut menghasilkan manfaat daya guna yang maksimal. Simak beberapa poin di bawah ini yang dilakukan para pebisnis dalam menghasilkan uang melalui mobil kredit bekas yang bisa mereka manfaatkan di luar pemanfaatannya sebagai kendaraan pribadi keluarga:
Memiliki bisnis sampingan dengan cara membuka rental mobil. Bayangkan berapa pendapatan yang bisa dihasilkan dari bisnis tersebut bila dalam sehari uang sewa yang didapatkan bisa mencapai Rp500 ribu.
Membuka jasa antar jemput anak ke sekolah. Ini bisa dilakukan untuk beberapa orang anak sekaligus yang bertempat tinggal di sekitar rumah.
Dua contoh di atas hanyalah bisnis sampingan yang mudah dilakukan dan akan menghasilkan pendapatan yang cukup lumayan, bahkan hasilnya bisa digunakan untuk membayar cicilan mobil tersebut setiap bulan. Jadi, kredit mobil bekas bikin rugi tidaklah selalu benar, Anda bisa menghasilkan sejumlah uang dari mobil bekas sekalipun, bila Anda pintar dalam mengelolanya.
Mitos Mobil Murah Menguntungkan
Mobil Murah dan Dampaknya
Kehadiran Mobil Murah dan Dampaknya via blogspot.com
Beberapa waktu lalu, kebijakan mengenai mobil murah atau Low Cost Green Car (LCGC) sangat gencar diberitakan dan menuai banyak kontroversi di antara masyarakat. Hal ini karena sebagian besar pihak berpendapat bahwa pengadaan mobil murah hanya akan memberi dampak yang buruk dan memperparah kemacetan yang terjadi di Indonesia, terutama di kota-kota besar yang sangat padat penduduknya.
Sebagaimana kita ketahui, sebagian besar kota-kota di Indonesia telah memiliki tingkat kemacetan yang sangat memprihatinkan, hal ini tentu saja akan semakin memburuk dengan adanya kebijakan pengadaan mobil murah. Harga yang murah tentu saja akan meningkatkan angka penjualan dan secara langsung juga akan meningkatkan angka kemacetan di jalan raya, di mana negara kita tidak memiliki kebijakan penambahan jalan raya yang sebanding dengan pertambahan jumlah kendaraan.
Berikut ini adalah tulisan mengenai kebijakan mobil murah yang disampaikan oleh Lin Che Wei, CFA, Founder Independent Research & Advisory Indonesia:
Nilai tambah LCGC tinggi
Mitos:
Nilai tambah mobil murah tinggi.
Fakta:
Hanya 40 persen dari komponen produk otomotif yang diproduksi secara lokal, sedangkan 60 persen komponen lainnya masih diimpor, dengan demikian bisa dikatakan bahwa nilai tambah mobil murah lebih tinggi untuk perusahaan asing
Bisa meningkatkan nilai ekspor indonesia
Mitos:
Mobil murah akan meningkatkan ekspor, di mana 15-20 persen hasil produksi akan diekspor.
Fakta:
Hanya sekitar 15-20 persen dari mobil murah yang akan diekspor atau sekitar 19.500-35.000 unit saja, sedangkan 60 persen komponen otomotifnya berasal dari impor, sehingga mobil murah akan menyebabkan nilai impor yang lebih besar daripada ekspor.
Kebijakan dalam penggunaan BBM bersubsidi
Mitos:
Pembeli mobil murah tidak akan meningkatkan penggunaan BBM bersubsidi.
Fakta:
Peraturan pembelian BBM sekarang adalah untuk pembelian mobil bukan mewah dan cc kecil, maka mobil murah akan berisiko menyebabkan peningkatan konsumsi BBM bersubsidi, kecuali ada mekanisme pengaturan yang efektif.
Rakyat kecil akan diuntungkan
Mitos:
Rakyat kecil akan diuntungkan dengan adanya mobil murah.
Fakta:
Mobil murah bukan solusi transportasi yang tepat bagi rakyat kecil, seharusnya transportasi umum yang murah bisa menjadi solusi mereka. Mobil murah justru akan menguntungkan pengusaha otomotif dan perusahaan pembiayaan dengan mendorong rakyat kecil menjadi lebih konsumtif.
Masuknya investasi sebesar US$3 miliar
Mitos:
Program mobil hemat menguntungkan karena mendatangkan komitmen investasi US$3 miliar.
Fakta:
Pembebasan pajak yang diberikan pemerintah sangat besar, di mana dengan asumsi penjualan sebesar 700.000 sampai 1.000.000 mobil dalam lima tahun, dan PPnBM 10 persen, katakan nilainya Rp10 juta per mobil, maka pajak yang hilangadalah Rp 10 Triliun.
Tidak akan ada lagi kemacetan
Mitos:
Program mobil murah tidak akan menimbulkan kemacetan.
Fakta:
Dengan asumsi mobil 12 juta (@ 4 meter), truk 3 juta (@ 6 meter), bus 5,5 juta (@ 6 meter), dan motor 80 juta (jajar dua @ 1.8 meter), maka panjang kendaraan apabila dijajarkan saat sekarang adalah sepanjang 17.100 km. Sedangkan panjang jalan nasional saat ini hanya sekitar 33.000 km dan jalan sepanjang tol 800 km, maka dengan penjualan mobil yang diperkirakan sekitar 1,4 juta per tahun akan menambah sekitar 551 km setiap tahunnya. Pengadaan mobil murah jelas akan dengan cepat menambah kemacetan jalan.
Akan dijual ke daerah
Mitos:
Mobil murah akan dijual ke daerah dan tidak di kota besar.
Fakta:
Sebagian besar target pasar dari mobil murah adalah rakyat menengah ke bawah yang berdomisili di kota-kota besar, di mana penjualan mobil cc kecil justru sangat kuat di perkotaan dan bukan pedesaan atau daerah.
Menjadi sarana transfer teknologi
Mitos:
Mobil murah akan menjadi sarana transfer teknologi ke mobil-mobil nasional.
Fakta:
Industri otomotif Indonesia sudah berdiri sejak 1970-an (sekitar 40 tahun), di mana transfer teknologi berjalan sangat lambat dan tidak mungkin terjadi dalam 3-4 tahun ke depan.
Pengadaannya diperjuangkan oleh pejabat
Mitos:
Mobil murah diperjuangkan oleh pejabat-pejabat yang mementingkan rakyat kecil.
Fakta:
Mobil murah diperjuangkan oleh pejabat-pejabat yang pernah menjadi duta dagang Indonesia (calo) yang melakukan hal tersebut hanya untuk kepentingan pribadinya semata.
Indonesia menjadi negara maju
Mitos:
Mobil murah akan membawa Indonesia menjadi negara maju (developed country).
Fakta:
Menurut walikota Bogota, negara maju bukanlah negara yang golongan menengah ke bawah memiliki mobil, tetapi ketika golongan menengah ke atas memakai transportasi publik, maka dalam hal ini Indonesia bukanlah developed country atau developing country (negara berkembang), tetapi Indonesia adalah decaying country (negara yang membusuk) dalam kebijakan otomotif dan transportasi publik.
Untung dan Rugi
Kebutuhan untuk memiliki sebuah mobil akan sangat berbeda antara satu orang dengan orang lainnya, namun hal tersebut bisa diukur dari manfaat yang didapatkan dari hal tersebut. Bila Anda berniat untuk segera memiliki sebuah mobil, jangan lupa untuk menyesuaikan kebutuhan Anda dengan kemampuan finansial yang Anda miliki, hal ini juga akan berdampak pada manfaat yang Anda dapatkan dari pembelian tersebut.
Mitos dan Fakta Mengenai Mobil Murah di Indonesia |
Salah satu barang yang banyak diperdagangkan dalam kondisi bekas adalah mobil, di mana sejumlah showroom dan dealer seakan berlomba-lomba untuk memberikan beragam penawaran dan fasilitas menggoda dalam bisnis yang mereka jalankan. Hal ini dilakukan semata-mata untuk bisa menarik minat para pembeli dan meningkatkan angka penjualan yang maksimal. Bukan rahasia lagi bila penjualan mobil bekas dan murah di Indonesia bisa dikatakan mencapai angka yang cukup tinggi dari tahun ke tahun dan ini menunjukkan betapa tingginya kebutuhan masyarakat akan sebuah kendaraan pribadi.
Mitos Kredit Mobil Bekas Merugikan
Apakah Kredit Mobil Bekas Merugikan?
Apakah Kredit Mobil Bekas Merugikan? via iklanmobilbekas49.biz
Banyak alasan bagi seseorang untuk segera memiliki sebuah mobil sebagai kendaraan pribadi. Hal ini tentu saja akan berbanding lurus dengan tingginya permintaan di pasar. Namun tidak serta merta semua permintaan tersebut dapat menyasar ke segmen mobil dalam kondisi baru, di mana ada sebagian besar calon konsumen yang hanya memiliki dana dalam jumlah terbatas namun tidak dapat menunda lagi untuk segera memiliki sebuah mobil dalam mendukung aktivitas mereka sehari-hari.
Dalam kasus seperti di atas, keberadaan mobil bekas dapat dijadikan sebagai alternatif pilihan bagi Anda yang tidak memiliki sejumlah dana besar untuk membeli sebuah mobil baru. Hal ini akan sangat membantu, terutama bila memiliki sebuah mobil telah menjadi sebuah kebutuhan yang tidak lagi dapat ditunda, di mana hal tersebut telah sangat wajib untuk Anda miliki saat ini.
Mobil bekas dan murah, barangkali hal tersebut adalah sebuah solusi bagi sebagian besar orang yang akan membeli sebuah mobil dengan sejumlah dana yang terbatas. Namun sebagian besar orang lainnya akan menganggap hal ini sebagai sebuah pilihan yang merugikan dan penuh dengan risiko, di mana mereka menganggap barang bekas adalah sesuatu yang tidak dalam kondisi baik dan berkualitas. Lalu bagaimana dengan Anda, apakah Anda juga memiliki pandangan yang sama dengan mereka?
Beberapa orang memiliki pandangan bahwa membeli sebuah mobil bekas akan sangat merugikan, hal tersebut diungkapkan dengan melihat dua poin di bawah ini:
Keseluruhan dana yang dibayarkan untuk membeli sebuah mobil bekas secara kredit, jumlahnya akan jauh lebih besar dari harga tunai mobil tersebut, bahkan jumlah ini biasanya bisa mencapai harga beli sebuah mobil dengan tipe sama dalam kondisi yang masih baru.
Akan lebih baik menabung dulu hingga sejumlah uang terkumpul dan cukup untuk membeli sebuah mobil secara tunai, daripada mengajukan kredit dan membayar cicilan plus bunga setiap bulannya.
Pada dasarnya kedua pendapat tersebut tidak salah, namun hal ini juga tidak selalu benar dan akan selalu berbeda kondisinya pada setiap orang, di mana sebagian orang justru berpendapat bahwa kredit mobil bekas murah akan memberi mereka kemudahan dan keuntungan yang cukup besar.
Para pelaku bisnis akan tetap melihat keuntungan dari sebuah pembelian mobil bekas yang murah, hal ini bisa saja terjadi karena mereka mampu memanfaatkan dan membuat mobil tersebut menghasilkan manfaat daya guna yang maksimal. Simak beberapa poin di bawah ini yang dilakukan para pebisnis dalam menghasilkan uang melalui mobil kredit bekas yang bisa mereka manfaatkan di luar pemanfaatannya sebagai kendaraan pribadi keluarga:
Memiliki bisnis sampingan dengan cara membuka rental mobil. Bayangkan berapa pendapatan yang bisa dihasilkan dari bisnis tersebut bila dalam sehari uang sewa yang didapatkan bisa mencapai Rp500 ribu.
Membuka jasa antar jemput anak ke sekolah. Ini bisa dilakukan untuk beberapa orang anak sekaligus yang bertempat tinggal di sekitar rumah.
Dua contoh di atas hanyalah bisnis sampingan yang mudah dilakukan dan akan menghasilkan pendapatan yang cukup lumayan, bahkan hasilnya bisa digunakan untuk membayar cicilan mobil tersebut setiap bulan. Jadi, kredit mobil bekas bikin rugi tidaklah selalu benar, Anda bisa menghasilkan sejumlah uang dari mobil bekas sekalipun, bila Anda pintar dalam mengelolanya.
Mitos Mobil Murah Menguntungkan
Mobil Murah dan Dampaknya
Kehadiran Mobil Murah dan Dampaknya via blogspot.com
Beberapa waktu lalu, kebijakan mengenai mobil murah atau Low Cost Green Car (LCGC) sangat gencar diberitakan dan menuai banyak kontroversi di antara masyarakat. Hal ini karena sebagian besar pihak berpendapat bahwa pengadaan mobil murah hanya akan memberi dampak yang buruk dan memperparah kemacetan yang terjadi di Indonesia, terutama di kota-kota besar yang sangat padat penduduknya.
Sebagaimana kita ketahui, sebagian besar kota-kota di Indonesia telah memiliki tingkat kemacetan yang sangat memprihatinkan, hal ini tentu saja akan semakin memburuk dengan adanya kebijakan pengadaan mobil murah. Harga yang murah tentu saja akan meningkatkan angka penjualan dan secara langsung juga akan meningkatkan angka kemacetan di jalan raya, di mana negara kita tidak memiliki kebijakan penambahan jalan raya yang sebanding dengan pertambahan jumlah kendaraan.
Berikut ini adalah tulisan mengenai kebijakan mobil murah yang disampaikan oleh Lin Che Wei, CFA, Founder Independent Research & Advisory Indonesia:
Nilai tambah LCGC tinggi
Mitos:
Nilai tambah mobil murah tinggi.
Fakta:
Hanya 40 persen dari komponen produk otomotif yang diproduksi secara lokal, sedangkan 60 persen komponen lainnya masih diimpor, dengan demikian bisa dikatakan bahwa nilai tambah mobil murah lebih tinggi untuk perusahaan asing
Bisa meningkatkan nilai ekspor indonesia
Mitos:
Mobil murah akan meningkatkan ekspor, di mana 15-20 persen hasil produksi akan diekspor.
Fakta:
Hanya sekitar 15-20 persen dari mobil murah yang akan diekspor atau sekitar 19.500-35.000 unit saja, sedangkan 60 persen komponen otomotifnya berasal dari impor, sehingga mobil murah akan menyebabkan nilai impor yang lebih besar daripada ekspor.
Kebijakan dalam penggunaan BBM bersubsidi
Mitos:
Pembeli mobil murah tidak akan meningkatkan penggunaan BBM bersubsidi.
Fakta:
Peraturan pembelian BBM sekarang adalah untuk pembelian mobil bukan mewah dan cc kecil, maka mobil murah akan berisiko menyebabkan peningkatan konsumsi BBM bersubsidi, kecuali ada mekanisme pengaturan yang efektif.
Rakyat kecil akan diuntungkan
Mitos:
Rakyat kecil akan diuntungkan dengan adanya mobil murah.
Fakta:
Mobil murah bukan solusi transportasi yang tepat bagi rakyat kecil, seharusnya transportasi umum yang murah bisa menjadi solusi mereka. Mobil murah justru akan menguntungkan pengusaha otomotif dan perusahaan pembiayaan dengan mendorong rakyat kecil menjadi lebih konsumtif.
Masuknya investasi sebesar US$3 miliar
Mitos:
Program mobil hemat menguntungkan karena mendatangkan komitmen investasi US$3 miliar.
Fakta:
Pembebasan pajak yang diberikan pemerintah sangat besar, di mana dengan asumsi penjualan sebesar 700.000 sampai 1.000.000 mobil dalam lima tahun, dan PPnBM 10 persen, katakan nilainya Rp10 juta per mobil, maka pajak yang hilangadalah Rp 10 Triliun.
Tidak akan ada lagi kemacetan
Mitos:
Program mobil murah tidak akan menimbulkan kemacetan.
Fakta:
Dengan asumsi mobil 12 juta (@ 4 meter), truk 3 juta (@ 6 meter), bus 5,5 juta (@ 6 meter), dan motor 80 juta (jajar dua @ 1.8 meter), maka panjang kendaraan apabila dijajarkan saat sekarang adalah sepanjang 17.100 km. Sedangkan panjang jalan nasional saat ini hanya sekitar 33.000 km dan jalan sepanjang tol 800 km, maka dengan penjualan mobil yang diperkirakan sekitar 1,4 juta per tahun akan menambah sekitar 551 km setiap tahunnya. Pengadaan mobil murah jelas akan dengan cepat menambah kemacetan jalan.
Akan dijual ke daerah
Mitos:
Mobil murah akan dijual ke daerah dan tidak di kota besar.
Fakta:
Sebagian besar target pasar dari mobil murah adalah rakyat menengah ke bawah yang berdomisili di kota-kota besar, di mana penjualan mobil cc kecil justru sangat kuat di perkotaan dan bukan pedesaan atau daerah.
Menjadi sarana transfer teknologi
Mitos:
Mobil murah akan menjadi sarana transfer teknologi ke mobil-mobil nasional.
Fakta:
Industri otomotif Indonesia sudah berdiri sejak 1970-an (sekitar 40 tahun), di mana transfer teknologi berjalan sangat lambat dan tidak mungkin terjadi dalam 3-4 tahun ke depan.
Pengadaannya diperjuangkan oleh pejabat
Mitos:
Mobil murah diperjuangkan oleh pejabat-pejabat yang mementingkan rakyat kecil.
Fakta:
Mobil murah diperjuangkan oleh pejabat-pejabat yang pernah menjadi duta dagang Indonesia (calo) yang melakukan hal tersebut hanya untuk kepentingan pribadinya semata.
Indonesia menjadi negara maju
Mitos:
Mobil murah akan membawa Indonesia menjadi negara maju (developed country).
Fakta:
Menurut walikota Bogota, negara maju bukanlah negara yang golongan menengah ke bawah memiliki mobil, tetapi ketika golongan menengah ke atas memakai transportasi publik, maka dalam hal ini Indonesia bukanlah developed country atau developing country (negara berkembang), tetapi Indonesia adalah decaying country (negara yang membusuk) dalam kebijakan otomotif dan transportasi publik.
Untung dan Rugi
Kebutuhan untuk memiliki sebuah mobil akan sangat berbeda antara satu orang dengan orang lainnya, namun hal tersebut bisa diukur dari manfaat yang didapatkan dari hal tersebut. Bila Anda berniat untuk segera memiliki sebuah mobil, jangan lupa untuk menyesuaikan kebutuhan Anda dengan kemampuan finansial yang Anda miliki, hal ini juga akan berdampak pada manfaat yang Anda dapatkan dari pembelian tersebut.
Post A Comment:
0 comments: