Tips Merencanakan Biaya Haji dan Umroh - Semua umat muslim dari berbagai bangsa di seluruh dunia pasti ingin berkunjung ke Baitullah untuk menunaikan ibadah haji maupun umroh. Ibadah haji merupakan ibadah yang spesial, karena merupakan rukun Islam terakhir yang wajib dilaksanakan setidaknya sekali dalam seumur hidup. Di mana semua orang berkumpul di tempat yang sama, memakai pakaian yang sama dan melakukan hal yang sama. Menjadi tamu Allah, bermunajat memohon ampunan, mengharap ridha dan limpahan pahala, menjalani hari-hari dengan ibadah khusyuk, shalat di depan Kabah, berziarah ke tempat-tempat penting dalam sejarah Islam, berada di dekat makam Rasulullah SAW. Sungguh ibadah yang menggetarkan sukma, menenangkan jiwa, dan meluruhkan air mata.
Namun, pergi ke Baitullah dan menjadi tamu Allah bukanlah sesuatu yang mudah. Selain dibutuhkan mental dan fisik yang prima, diperlukan pula biaya yang cukup besar untuk pergi haji dan umroh. Ditambah lagi, acara yang diselenggarakan di rumah, baik sebelum keberangkatan maupun sesudah kepulangan yang memerlukan dana yang tidak sedikit. Walaupun terdengar sulit, biaya bukan kendala jika sudah memiliki niat yang kuat. Tinggal mengatur strateginya, supaya dapat berangkat secepatnya ke Baitullah dan menunaikan rukun Islam terakhir ini. Bagaimana itu bisa dilakukan? Simak uraian lengkap berikut ini.
Supaya cita-cita luhur menunaikan ibadah haji dan umroh segera terwujud, sebaiknya rencanakan secara cerdas dan cermat. Berikut tips merencanakan berangkat haji dan umroh yang bisa Anda coba.
Luruskan Tujuan Anda ke Tanah Suci
Milikilah dorongan yang kuat dan motivasi yang tinggi untuk mengumpulkan dana supaya dapat pergi ke Baitullah. Misalnya saja Anda mulai mengumpulkan dana pergi haji dan umroh sejak usia 21 tahun, supaya dapat pergi ke Baitullah di usia 30 tahun.
Mendayagunakan Kemampuan untuk Mendapatkan Penghasilan Lebih
Selagi masih muda, jangan mudah menyerah dan merasa lelah. Fisik yang masih kuat dan otak yang masih cemerlang memungkinkan Anda dapat melakukan usaha 2X lipat, seperti lembur dan mencari pekerjaan sampingan untuk menambah jumlah tabungan.
Untuk memudahkan pergi ke Baitullah, sebaiknya buat perencanaan keuangan secara matang. Berikut perencanaan keuangan dalam rangka menuju ke Baitullah.
Ibadah haji membutuhkan biaya yang tidak kecil, bahkan setiap tahun selalu mengalami kenaikan, karena biaya yang dikeluarkan menggunakan mata uang dollar sebagai standar. Fluktuasi harga menyulitkan memperkirakan besaran biaya haji untuk beberapa tahun mendatang, jika menyiapkan dananya dari sekarang. Sebaiknya merencanakan biaya haji, menggunakan perkiraan harga dalam dollar atau emas yang berkisar antara US$2,500–3,000 per jamaah, atau sekitar 250–300 gram emas murni.
Kemudian, pilihlah investasi yang tepat, aman dan bersih dari riba, serta sesuai dengan target dana dan jangka waktu. Untuk investasi lebih dari setahun, sebaiknya lakukan evaluasi setiap 6 bulan sekali. Investasi yang risikonya rendah, maka potensi pertumbuhan dananya juga rendah, begitu juga sebaliknya. Jangan menempatkan dana lebih dari 1 investasi, karena biaya penempatan tidak sepadan dengan dana yang harus dikumpulkan. Berikut beberapa jenis tabungan dan investasi yang bisa Anda gunakan untuk tujuan pengumpulan dana ibadah haji dan umroh tersebut.
Ketika pendaftaran haji dibuka, bank akan mendaftarkan nasabahnya sebagai calon jamaah haji untuk mendapatkan nomor kepastian berangkat haji. Bahkan bank menyediakan dana talangan pelunasan BPIH sebelum tanggal akhir pelunasan, agar nasabah dapat berangkat tepat waktu. Dengan syarat nasabah itu mampu mengembalikan dana talangan tersebut sebelum berangkat.
Produk ini cocok bagi nasabah yang tidak mau memiliki banyak resiko. Akan tetapi, bank memberikan bagi hasil yang lebih kecil dibandingkan tabungan biasa, mungkin hanya setengah dari nisbah tabungan biasa, karena banyaknya fasilitas tambahan yang diberikan. Produk ini cocok untuk investasi jangka pendek, dengan niat mengumpulkan uang khusus biaya naik haji agar tidak terpakai untuk keperluan lain.
Namun simpanan emas dikenakan zakat, jika sudah melebihi 85 gram sebanyak 2,5% dari jumlah emas yang dimiliki. Zakat ini dibayarkan setahun sekali, baik berupa emas atau uang yang senilai. Resiko terbesar investasi emas adalah penyimpanannya, jangan sampai hilang karena dicuri atau dirampok. Sebaiknya emas disimpan di lemari besi atau Safe Deposit Box (SDB) yang dapat disewa di bank atau pegadaian.
Atau dapat membeli koin emas ONH di Pegadaian dan menitipkannya di sana tanpa harus dibawa pulang. Yang dibawa pulang hanya surat-suratnya saja sebagai tanda kepemilikan, sedangkan emasnya dititipkan di Pegadaian. Cara ini lebih aman walau harus membayar biaya tambahan untuk penitipan emas.
Mayoritas umat Islam Indonesia melaksanakan ibadah haji dan umroh dengan cara bekerja sama dengan sebuah biro perjalanan. Setelah melunasi biaya, biro perjalanan haji dan umroh yang akan menyelesaikan berbagai keperluan perjalanan, seperti pembuatan dokumen perjalanan, pembelian tiket pesawat, pemesanan kamar hotel, penyediaan pembimbing dan sebagainya.
Namun Anda harus hati-hati dalam memilih biro perjalanan tersebut. Pasalnya, banyak yang menjadi korban penipuan yang mengatasnamakan biro perjalanan. Mereka membawa lari dana yang telah disetorkan para jamaah. Untuk mengantisipasi supaya hal tersebut tidak terjadi, sebaiknya pelajari tips memilih biro perjalanan haji dan umroh berikut ini.
Surat Izin Tetap Usaha Pariwisata
Tanda Daftar Perusahaan
NPWP Perusahaan
Surat Keterangan Domisili Perusahaan
SK Menkeh. Akta Pendirian Perusahaan
SK Depag. Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh (sebagai penyelenggara perjalanan Ibadah Haji Khusus)
SK Depag. Dirjen Penyelenggara Haji dan Umroh (sebagai penyelenggara perjalanan Ibadah Umroh)
Sertifikat Anggota Amphuri
Sertifikat Lembaga Bisnis Syariah dari Dewan Syariah Nasional MUI
Tips Merencanakan Biaya Haji dan Umroh |
Namun, pergi ke Baitullah dan menjadi tamu Allah bukanlah sesuatu yang mudah. Selain dibutuhkan mental dan fisik yang prima, diperlukan pula biaya yang cukup besar untuk pergi haji dan umroh. Ditambah lagi, acara yang diselenggarakan di rumah, baik sebelum keberangkatan maupun sesudah kepulangan yang memerlukan dana yang tidak sedikit. Walaupun terdengar sulit, biaya bukan kendala jika sudah memiliki niat yang kuat. Tinggal mengatur strateginya, supaya dapat berangkat secepatnya ke Baitullah dan menunaikan rukun Islam terakhir ini. Bagaimana itu bisa dilakukan? Simak uraian lengkap berikut ini.
Merencanakan Berangkat Haji dan Umroh
Supaya cita-cita luhur menunaikan ibadah haji dan umroh segera terwujud, sebaiknya rencanakan secara cerdas dan cermat. Berikut tips merencanakan berangkat haji dan umroh yang bisa Anda coba.
Luruskan Tujuan Anda ke Tanah Suci
Milikilah dorongan yang kuat dan motivasi yang tinggi untuk mengumpulkan dana supaya dapat pergi ke Baitullah. Misalnya saja Anda mulai mengumpulkan dana pergi haji dan umroh sejak usia 21 tahun, supaya dapat pergi ke Baitullah di usia 30 tahun.
Menjalankan Gaya Hidup Hemat
Upayakan pola hidup sehemat mungkin supaya dapat menyisihkan penghasilan untuk ditabung. Hemat bukan berarti pelit, sebab hemat bertujuan fokus untuk memenuhi kebutuhan bukan keinginan, sehingga Anda hanya mengeluarkan dana secukupnya saja, tidak berlebih-lebihan.Mendayagunakan Kemampuan untuk Mendapatkan Penghasilan Lebih
Selagi masih muda, jangan mudah menyerah dan merasa lelah. Fisik yang masih kuat dan otak yang masih cemerlang memungkinkan Anda dapat melakukan usaha 2X lipat, seperti lembur dan mencari pekerjaan sampingan untuk menambah jumlah tabungan.
Menabung Lewat Lembaga Keuangan
Manfaatkan lembaga perbankkan yang memberikan fasilitas tabungan haji dan umroh. Lembaga ini dikelola secara professional, dengan ketentuan nasabah tidak boleh mengambilnya, jika belum memenuhi biaya haji dan umroh.Menambah Ilmu Mengenai Haji dan Umroh
Kecilnya kesadaran umat muslim untuk pergi ke Baitullah karena minimnya pemahaman nilai ibadah yang dilakukan disana. Karena itu perdalamlah ilmu agama, sehingga paham benar keutamaan dibalik ibadah haji maupun umroh.Mengajak Orang Terdekat Ikut Serta
Merancang rencana ibadah haji dan umrah akan lebih mudah dilakukan dengan mengajak teman atau mungkin pasangan untuk ikut serta. Ibadah bersama teman menumbuhkan tekad untuk melaksanakan ibadah semaksimal mungkin dan memberikan rasa aman selama berada di tanah suci.Untuk memudahkan pergi ke Baitullah, sebaiknya buat perencanaan keuangan secara matang. Berikut perencanaan keuangan dalam rangka menuju ke Baitullah.
Menabung
Sebaiknya tetapkan target berangkat ibadah haji atau umroh, seperti target 2 tahun ke depan harus menunaikan ibadah umroh. Asumsi kenaikan biaya umroh setiap tahunnya 10%. Anda harus disiplin menabung untuk biaya haji, sanggup berhemat untuk memangkas pengeluaran yang kurang penting, serta meninggalkan gaya hidup yang boros.Investasi
Selain menabung Anda dapat melakukan investasi, namun harus dilakukan secara hati-hati. Pilihlah investasi yang dijamin halal dan peluang keberhasilannya besar. Investasi dapat berupa jangka panjang maupun menengah, seperti jual beli properti atau emas.Menjalin Kemitraan
Beberapa biro perjalanan haji dan umroh memberi kesempatan bermitra dengan calon jamaah, dengan cara memberikan insentif jika berhasil mengajak rekan, sahabat maupun saudara untuk menjadi jamaah biro tersebut.Manfaatkan Tabungan atau Investasi Ibadah Haji dan Umroh
Ibadah haji membutuhkan biaya yang tidak kecil, bahkan setiap tahun selalu mengalami kenaikan, karena biaya yang dikeluarkan menggunakan mata uang dollar sebagai standar. Fluktuasi harga menyulitkan memperkirakan besaran biaya haji untuk beberapa tahun mendatang, jika menyiapkan dananya dari sekarang. Sebaiknya merencanakan biaya haji, menggunakan perkiraan harga dalam dollar atau emas yang berkisar antara US$2,500–3,000 per jamaah, atau sekitar 250–300 gram emas murni.
Kemudian, pilihlah investasi yang tepat, aman dan bersih dari riba, serta sesuai dengan target dana dan jangka waktu. Untuk investasi lebih dari setahun, sebaiknya lakukan evaluasi setiap 6 bulan sekali. Investasi yang risikonya rendah, maka potensi pertumbuhan dananya juga rendah, begitu juga sebaliknya. Jangan menempatkan dana lebih dari 1 investasi, karena biaya penempatan tidak sepadan dengan dana yang harus dikumpulkan. Berikut beberapa jenis tabungan dan investasi yang bisa Anda gunakan untuk tujuan pengumpulan dana ibadah haji dan umroh tersebut.
1. Tabungan Haji
Tabungan Haji merupakan produk tabungan khusus nasabah yang akan berangkat ke Baitullah. Tabungan ini berfungsi sebagai tempat menyimpan uang dan membantu nasabah dalam administrasi pendaftaran haji. Tabungan ini dirancang membantu nasabah mempersiapkan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH), dengan cara mendaftarkan nasabah langsung ke Departemen Agama secara online melalui SISKOHAT (Sistem Komputerisasi Haji Terpadu).Ketika pendaftaran haji dibuka, bank akan mendaftarkan nasabahnya sebagai calon jamaah haji untuk mendapatkan nomor kepastian berangkat haji. Bahkan bank menyediakan dana talangan pelunasan BPIH sebelum tanggal akhir pelunasan, agar nasabah dapat berangkat tepat waktu. Dengan syarat nasabah itu mampu mengembalikan dana talangan tersebut sebelum berangkat.
Produk ini cocok bagi nasabah yang tidak mau memiliki banyak resiko. Akan tetapi, bank memberikan bagi hasil yang lebih kecil dibandingkan tabungan biasa, mungkin hanya setengah dari nisbah tabungan biasa, karena banyaknya fasilitas tambahan yang diberikan. Produk ini cocok untuk investasi jangka pendek, dengan niat mengumpulkan uang khusus biaya naik haji agar tidak terpakai untuk keperluan lain.
2. Emas
Emas memiliki nilai yang stabil dibandingkan mata uang dollar, sehingga menjadi alat investasi yang efektif untuk menyiapkan dana naik haji. Cara menghitungnya cukup mudah, yaitu target emas 2.500–3.000 gram dibagi dengan jumlah tahun akan berangkat haji.Namun simpanan emas dikenakan zakat, jika sudah melebihi 85 gram sebanyak 2,5% dari jumlah emas yang dimiliki. Zakat ini dibayarkan setahun sekali, baik berupa emas atau uang yang senilai. Resiko terbesar investasi emas adalah penyimpanannya, jangan sampai hilang karena dicuri atau dirampok. Sebaiknya emas disimpan di lemari besi atau Safe Deposit Box (SDB) yang dapat disewa di bank atau pegadaian.
Atau dapat membeli koin emas ONH di Pegadaian dan menitipkannya di sana tanpa harus dibawa pulang. Yang dibawa pulang hanya surat-suratnya saja sebagai tanda kepemilikan, sedangkan emasnya dititipkan di Pegadaian. Cara ini lebih aman walau harus membayar biaya tambahan untuk penitipan emas.
3. Reksadana
Produk ini menawarkan return tinggi antara 6%-25% per tahun, namun berisiko paling tinggi dibandingkan tabungan haji dan emas. Tentukan jenis reksadana, apakah reksadana saham, campuran atau pasar uang, sesuai waktu pengumpulan dana yang ditetapkan. Reksadana saham cocok untuk investasi di atas 5 tahun. Sedangkan reksadana campuran cocok untuk investasi berjangka 3-5 tahun. Serta reksadana pasar uang cocok buat investasi di bawah 3 tahun. Supaya lebih afdol, sebaiknya pilihlah reksadana syariah.4. Asuransi Haji
Perusahaan asuransi menciptakan produk asuransi khusus bagi masyarakat yang ingin naik haji. Asuransi ini hampir sama dengan asuransi dwiguna lainnya, seperti: asuransi pensiun atau asuransi pendidikan, yaitu mengandung unsur proteksi dan investasi, sehingga Anda dapat menyiapkan dana secara terencana dengan baik. Anda hanya menetapkan target naik haji, kemudian perusahaan asuransi akan menghitungkan untuk berapa besaran setoran yang harus dibayar untuk mencapai target. Jika terjadi sesuatu diluar rencana, seperti meninggal, maka asuransi akan memberikan santunan kepada ahli waris. Atau asuransi memberikan biaya penyelenggaraan ibadah haji kepada keluarga yang ditinggalkan, misalnya istri atau anak menggantikannya berangkat haji.Memilih Biro Perjalanan Haji dan Umroh
Mayoritas umat Islam Indonesia melaksanakan ibadah haji dan umroh dengan cara bekerja sama dengan sebuah biro perjalanan. Setelah melunasi biaya, biro perjalanan haji dan umroh yang akan menyelesaikan berbagai keperluan perjalanan, seperti pembuatan dokumen perjalanan, pembelian tiket pesawat, pemesanan kamar hotel, penyediaan pembimbing dan sebagainya.
Namun Anda harus hati-hati dalam memilih biro perjalanan tersebut. Pasalnya, banyak yang menjadi korban penipuan yang mengatasnamakan biro perjalanan. Mereka membawa lari dana yang telah disetorkan para jamaah. Untuk mengantisipasi supaya hal tersebut tidak terjadi, sebaiknya pelajari tips memilih biro perjalanan haji dan umroh berikut ini.
1. Pilihlah Biro Perjalanan Haji dan Umroh yang Legal
Biro perjalanan yang legal memiliki surat-surat izin sebagai berikut:Surat Izin Tetap Usaha Pariwisata
Tanda Daftar Perusahaan
NPWP Perusahaan
Surat Keterangan Domisili Perusahaan
SK Menkeh. Akta Pendirian Perusahaan
SK Depag. Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh (sebagai penyelenggara perjalanan Ibadah Haji Khusus)
SK Depag. Dirjen Penyelenggara Haji dan Umroh (sebagai penyelenggara perjalanan Ibadah Umroh)
Sertifikat Anggota Amphuri
Sertifikat Lembaga Bisnis Syariah dari Dewan Syariah Nasional MUI
Post A Comment:
0 comments: