Ingin Kaya? Hindari 8 Kebiasaan Ini - Berbicara mengenai kekayaan, definisi yang dianut oleh setiap orang pastinya tidak sama. Perbedaan anggapan satu dengan orang lainnya tergantung dari sudut pandang dan cara berpikir masing-masing terhadap sebuah makna. Kekayaan sendiri tidak terbatas pada kepemilikan materi berupa uang. Akan tetapi dari sudut pandang orang ekonomi, kekayaan sendiri memiliki makna sebagai kegiatan untuk memperbanyak atau melipatgandakan jumlah harta yang dimiliki serta menjaga kepemilikannya melalui satu atau lebih kegiatan yang mengatur tata cara penyampaian atau distribusi harta milik seseorang.
Pendapat ini jelas tidak bisa menjadi patokan untuk mengukur kekayaan seseorang. Pada kenyataannya, gaya hidup tidak selalu berbanding lurus dengan kekayaan yang dimilikinya. Ada orang biasa saja yang memiliki gaya hidup tinggi serta terdapat orang mampu yang hidup dengan cara sederhana. Loyalitas bukan lambang dari kemapanan seseorang dari segi ekonomi namun lebih kepada kebiasaan dan nilai-nilai hidup yang ditanamkan kepada seseorang sejak dini. Orang kaya tak selalu terbebas dari lilitan hutang, bahkan justru kebanyakan orang kaya terlibat dalam hutang besar untuk membangun bisnis yang bisa dibilang tidak memberi kepastian keamanan baginya dari segi finansial.
Terlepas dari segala pendapat orang mengenai definisi dan parameter mengenai kekayaan dan orang kaya, setiap orang sebenarnya memiliki kesempatan yang sama untuk membuat hidupnya masuk dalam taraf yang lebih baik atau secara umum dikatakan menjadi kaya. Namun hal yang perlu menjadi perhatian adalah bagaimana cara seseorang untuk mewujudkan dirinya menjadi orang kaya juga bergantung dari kebiasaan dan gaya hidup masing-masing. Maka, seperti yang disebutkan di atas bahwa setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi kaya karena kaya bukanlah suatu pemberian yang tidak jelas asalnya dari mana. Kaya didapat dari segala usaha seseorang yang dikerahkan dengan motivasi memiliki kehidupan yang lebih baik.
Kebiasaan ini mungkin akan berpengaruh ‘sedikit’ bila Anda masih berstatus lajang. Akan tetapi bila Anda sudah berkeluarga, kebiasaan ini sebaiknya dibuang. Tanggungan Anda tidak hanya hidup Anda sendiri. Anda juga harus memikirkan kebutuhan dan masa depan anak-anak Anda. Bagaimana Anda hidup nanti ketika telah tua dan tidak bekerja lagi bila dari sekarang Anda tidak memiliki rencana jangka panjang? Menggantungkan kebutuhan harian kepada anak ketika Anda telah berusia lanjut bukan sebuah alternatif karena nantinya anak juga akan berkeluarga dan harus merencanakan kehidupan yang lebih baik bagi dirinya dan keluarganya sendiri.
Prinsip bila Anda ingin menjadi orang kaya adalah ‘selalu merasa tidak cukup’. Prinsip ini bermaksud untuk terus memotivasi orang untuk bekerja dan mengumpulkan pundi-pundi rupiah serta berusaha menjaganya dengan memiliki kebiasaan tidak membuang-buang uang untuk kepentingan yang sebenarnya bisa dicoret dari daftar prioritas kebutuhan. Jangan termakan oleh rasa gengsi. Ingat, gengsi tidak bisa mendorong Anda menjadi orang kaya, justru akan menjatuhkan Anda dalam lubang serba kekurangan.
Dana darurat memang menjadi alternatif yang lebih baik daripada kartu kredit ketika terjadi kejadian tidak terduga, seperti perbaikan rumah dan mobil atau adanya tagihan rumah sakit. Daripada Anda buang untuk keinginan tidak penting (apalagi didasari dengan alasan dangkal), lebih baik Anda simpan untuk kejadian tidak terduga. Orang kaya terlihat selalu mempunyai dana untuk berbagai kejadian yang tidak terduga karena mereka telah mempersiapkannya bila suatu hari terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
Hal ini juga bisa berlaku bagi Anda yang memiliki mimpi menjadi orang kaya. Investasikan dana yang telah Anda sisihkan tidak hanya pada satu sektor seperti menabung pada satu bank. Anda bisa mengumpulkan dana dan menginvestasikannya dalam bentuk kepemilikan tanah atau diwujudkan dalam bentuk perhiasan logam mulia emas yang dikenal sangat jarang mengalami penurunan nilai.
Ingin Kaya? Hindari 8 Kebiasaan Ini |
Parameter Seseorang Disebut “Kaya”
Standar untuk mengklaim seseorang kaya menurut pandangan umum antara orang satu dengan lainnya pun jelas tidak sama. Lagi-lagi hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yang terdapat dalam diri masing-masing orang seperti sudut pandang dan pendidikan yang dia dapatkan baik itu pendidikan formal, informal, maupun non formal. Beberapa orang mungkin berpendapat bahwa kekayaan dapat tampak dari gaya hidup yang dijalaninya, sikap loyalitas kepada keluarga dan rekan-rekannya, tidak pernah diketahui terlilit permasalahan hutang, dan berbagai pendapat lainnya.Pendapat ini jelas tidak bisa menjadi patokan untuk mengukur kekayaan seseorang. Pada kenyataannya, gaya hidup tidak selalu berbanding lurus dengan kekayaan yang dimilikinya. Ada orang biasa saja yang memiliki gaya hidup tinggi serta terdapat orang mampu yang hidup dengan cara sederhana. Loyalitas bukan lambang dari kemapanan seseorang dari segi ekonomi namun lebih kepada kebiasaan dan nilai-nilai hidup yang ditanamkan kepada seseorang sejak dini. Orang kaya tak selalu terbebas dari lilitan hutang, bahkan justru kebanyakan orang kaya terlibat dalam hutang besar untuk membangun bisnis yang bisa dibilang tidak memberi kepastian keamanan baginya dari segi finansial.
Terlepas dari segala pendapat orang mengenai definisi dan parameter mengenai kekayaan dan orang kaya, setiap orang sebenarnya memiliki kesempatan yang sama untuk membuat hidupnya masuk dalam taraf yang lebih baik atau secara umum dikatakan menjadi kaya. Namun hal yang perlu menjadi perhatian adalah bagaimana cara seseorang untuk mewujudkan dirinya menjadi orang kaya juga bergantung dari kebiasaan dan gaya hidup masing-masing. Maka, seperti yang disebutkan di atas bahwa setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi kaya karena kaya bukanlah suatu pemberian yang tidak jelas asalnya dari mana. Kaya didapat dari segala usaha seseorang yang dikerahkan dengan motivasi memiliki kehidupan yang lebih baik.
Hal yang Harus Dihindari
Anda tertarik untuk menjadi orang kaya? Jika iya, sebagai dasar untuk persiapan menjadi orang kaya, sebaiknya Anda menyadari adanya 8 hal berikut yang berpotensi menggagalkan mimpi Anda menjadi orang kaya.1. Mengeluh, Bukan Berkomitmen
Memiliki kebiasaan yang satu ini? Anda sebaiknya berhati-hati dan jangan menggantungkan mimpi terlalu tinggi untuk menjadi orang kaya bila memiliki sifat satu ini. Kebiasaan mengeluh menelurkan ‘kecerdasan’ untuk membuat alasan atau excuse dalam menghindari sesuatu. Tidak bisa menabung karena gaji tidak cukup, tidak mau berinvestasi karena biaya pendidikan anak lebih penting, asuransi terlalu mahal padahal kebutuhan sehari-hari pun terkadang belum terpenuhi. Berbagai macam alasan keluar ketika sebenarnya dalam diri Anda sendiri belum siap sepenuhnya untuk berjuang dan menerima resiko menjadi orang kaya. Ingat, menjadi orang kaya juga butuh perjuangan, bukan hanya duduk diam dan menunggu keberuntungan.2. Prinsip Jangka Pendek: Hidup Saya Untuk Hari Ini
Prinsip buruk satu ini sebenarnya integral dari kebiasaan mengeluh. Anda telah merasa bahwa pendapatan Anda tidak cukup untuk menabung, mengikuti program asuransi, apalagi memutuskan untuk berinvestasi. Anda selalu memiliki prinsip bahwa “hari esok, urusan esok”. Hati-hati, Anda hidup tidak hanya untuk hari ini, rencanakan dengan sebaik mungkin. Tidak ada yang bisa memastikan apa yang akan terjadi hari esok dan persiapkan diri Anda bila menghadapi unexpected event yang mungkin akan menuntut pengeluaran yang jauh lebih besar daripada pengeluaran kebutuhan harian Anda.3. Tidak Memiliki Rencana Jangka Panjang
Hampir sama dengan prinsip hidup jangka pendek yang dijabarkan pada poin 2. Tidak memiliki rencana jangka panjang bisa menghambat Anda untuk menjadi orang kaya. Masalahnya terletak pada ketidaksiapan ketika menghadapi kejadian yang tidak terduga. Kebiasaan ini juga membuat Anda untuk bersikap boros dengan menghamburkan uang untuk kepentingan yang sejatinya bukan sebuah kebutuhan.Kebiasaan ini mungkin akan berpengaruh ‘sedikit’ bila Anda masih berstatus lajang. Akan tetapi bila Anda sudah berkeluarga, kebiasaan ini sebaiknya dibuang. Tanggungan Anda tidak hanya hidup Anda sendiri. Anda juga harus memikirkan kebutuhan dan masa depan anak-anak Anda. Bagaimana Anda hidup nanti ketika telah tua dan tidak bekerja lagi bila dari sekarang Anda tidak memiliki rencana jangka panjang? Menggantungkan kebutuhan harian kepada anak ketika Anda telah berusia lanjut bukan sebuah alternatif karena nantinya anak juga akan berkeluarga dan harus merencanakan kehidupan yang lebih baik bagi dirinya dan keluarganya sendiri.
4. Menghabiskan Uang Layaknya Orang Kaya
Kebiasaan satu ini banyak diidap oleh kaum perempuan terutama bila sedang berkumpul bersama rekan-rekan di sebuah mall dan tidak mau terkesan paling sederhana. Sikap persaingan yang muncul diam-diam ini berbuntut pada kebiasaan untuk membeli barang-barang yang sebenarnya bukan kebutuhan, hanya sekedar keinginan yang sebenarnya beralasan dangkal.Prinsip bila Anda ingin menjadi orang kaya adalah ‘selalu merasa tidak cukup’. Prinsip ini bermaksud untuk terus memotivasi orang untuk bekerja dan mengumpulkan pundi-pundi rupiah serta berusaha menjaganya dengan memiliki kebiasaan tidak membuang-buang uang untuk kepentingan yang sebenarnya bisa dicoret dari daftar prioritas kebutuhan. Jangan termakan oleh rasa gengsi. Ingat, gengsi tidak bisa mendorong Anda menjadi orang kaya, justru akan menjatuhkan Anda dalam lubang serba kekurangan.
5. Tidak Memiliki Dana Darurat
Ada sebuah kutipan, "Dalam rekening harus terdapat nominal sebesar enam kali gaji bulanan seseorang". Bagaimana dengan Anda? Sudahkah Anda memiliki dana darurat?Dana darurat memang menjadi alternatif yang lebih baik daripada kartu kredit ketika terjadi kejadian tidak terduga, seperti perbaikan rumah dan mobil atau adanya tagihan rumah sakit. Daripada Anda buang untuk keinginan tidak penting (apalagi didasari dengan alasan dangkal), lebih baik Anda simpan untuk kejadian tidak terduga. Orang kaya terlihat selalu mempunyai dana untuk berbagai kejadian yang tidak terduga karena mereka telah mempersiapkannya bila suatu hari terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
6. Terlambat Memulai
Semakin lama Anda memulai untuk menabung dan menyimpan sebagian pendapatan Anda, semakin lama (dan sulit juga) Anda menjadi orang kaya. Kebiasaan untuk menabung dan investasi terasa berat di awal pada waktu-waktu tertentu yang dijadwalkan bagi Anda untuk menyisihkan sebagian harta. Tanpa disadari, bila Anda terlambat memulai untuk menabung atau berinvestasi, Anda akan merasa serba kekurangan untuk memenuhi kebutuhan esok hari. Apalagi hidup di lingkungan yang sedang berkembang, kondisi ekonomi bisa dikatakan tidak cukup aman bila Anda hidup tanpa memiliki dana simpanan karena terlambat memulai.7. Tidak Disiplin Berinvestasi
Anda memutuskan untuk menyisihkan sebagian pendapatan Anda dan mencoba berinvestasi dengan cara menabung. Sayangnya, Anda masih memiliki kebiasaan jelek lain yaitu tidak disiplin. Sehingga dana simpanan Anda dalam tabungan tidak kunjung bertambah dan justru terkadang menyusut karena keperluan-keperluan yang tidak terduga. Buang jauh-jauh sikap tidak disiplin itu. Masa depan Anda tidak memberikan toleransi pada ketidakmampuan Anda ketika menghadapi situasi yang mendesak untuk mengeluarkan dana.8. Tidak Bisa Berinvestasi
Dalam ilmu manajemen keuangan, cara atau alternatif untuk meminalisir risiko ketika berinvestasi di sebuah perusahaan adalah dengan memiliki portofolio. Portofolio merupakan kombinasi kepemilikan investasi yang tidak hanya pada satu sektor saja. Hal ini bertujuan untuk menghindari kerugian yang sangat mungkin terjadi pada pasar saham yang dipengaruhi oleh kejadian dalam kehidupan masyarakat.Hal ini juga bisa berlaku bagi Anda yang memiliki mimpi menjadi orang kaya. Investasikan dana yang telah Anda sisihkan tidak hanya pada satu sektor seperti menabung pada satu bank. Anda bisa mengumpulkan dana dan menginvestasikannya dalam bentuk kepemilikan tanah atau diwujudkan dalam bentuk perhiasan logam mulia emas yang dikenal sangat jarang mengalami penurunan nilai.
Post A Comment:
0 comments: